Dalam rangka memperkuat potensi pembangunan dan keunggulan di daerah masing-masing, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) resmi teken tiga MoU kerjasama. Bertempat di Auditorium Gubernuran, Minggu (7/8/2022) malam. Perjanjian kesepakatan tersebut diantaranya adalah tentang Pengembangan Potensi Daerah dan Pendekatan Pelayanan Publik, Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Kecil.
Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kesepakatan yang terjalin antar Pemprov Sumbar dan Pemprov Jabar, pasalnya antar kedua provinsi tersebut sama-sama memiliki kemiripan karakteristik wilayah seperti kemiripan topografi, potensi pertanian, perkebunan, perikanan dan lainnya.
“Ketika semua potensi tersebut dikerjasamakan, maka akan bisa menjadi faktor pendorong percepatan pembangunan antar dua daerah,” ujar gubernur
“Apalagi dalam pemenuhan kuota ekspor, seperti komoditi kopi dan rempah, jika produksi Sumbar dan Jabar disatukan itu akan menjadi kekuatan yang luar biasa, sehingga akan bisa memenuhi pasar Internasional, seperti pasar asia, eropa, dan lainnya,” lanjut gubernur.
Ditambah banyak para perantau minang yang tinggal di Jabar, dan mereka sudah melebur ke dalam masyarakat yang ada di Jabar, gubernur menyebut, pasalnya masyarakat minang mempunyai falsafah ‘Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung’
“Jadi memang masyarakat Minangkabau ini sangat mudah bersosialisasi dengan banyak pihak. Orang Minangkabau pandai menyesuaikan diri, tidak pernah menonjolkan kampung halaman, dan tidak akan pernah membuat perkampungan Minangkabau di perantauan, mereka akan menjadi orang yang sama atau menjadi bagian dari masyarakat dimana tempat mereka berada,” imbuh gubernur.
Gubernur juga menyebut saat ini Sumbar sedang fokus menargetkan 100 ribu millenial entrepreneur dan woman entrepreneur, oleh sebab itu dia berharap dengan adanya MoU ini banyak inovasi dan kreatifitas di Jabar dapat menjadi percontohan oleh pelaku UMKM di Sumbar.
“Kami melihat bandung dengan masyarakatnya yang pro aktif, sehingga banyaknya inovasi dan kreatifitas lahir di Jabar. Kita berharap dengan MoU ini akan bisa mengalir kreatifitas yang ada di Jabar tersebut ke Sumbar, yang tentunya akan meningkatkan penjualan dan pemasaran dari UMKM kita,” kata gubernur.
Menyetujui hal tersebut, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengatakan, kunci dari kerjasama adalah informasi, ia berharap antar kedua provinsi ini saling memberikan informasi apa yang dibutuhkan dari sektor pariwisata dan UMKM yang bisa dikembangkan di masing-masing provinsi.
“Kita harus berdagang sesama kita, contoh Sri Langka bangkrut karena terlalu banyak impor dengan negara luar. Padahal banyak potensi UMKM yang kita bisa saling tukar pengetahuan. Saya tidak tahu apa yang dibutuhkan Sumbar padahal kami punya, atau sebaliknya mungkin Sumbar tidak hafal apa yang Jabar butuhkan. Minimal di dua sektor pariwisata dan UMKM ini tolong saling informasi,” ujar Gubernur Jabar yang akrab disapa Kang Emil ini.
Kang Emil juga berpesan agar kedepan kedua provinsi ini dapat mengembangkan baazar Festival Budaya Minang – Sunda, ia mengatakan sebelumnya sudah banyak Festival Eropa, Australia, India, dan lainnya. Namun karena terdapat guncangan efek perdagangan industri global, hal tersebut akan diminimalisir.
“Saya ingin perdagangan antar provinsi ini harus lebih kencang, karena kerjasama perdagangan antar provinsi selama ini kurang, hanya bussiness to bussiness saja. Saya harap kedepannya ada evaluasi lagi hal-hal apa saja yang dibutuhkan dan bisa dibantu antar kedua provinsi ini,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Biro Pemerintahan dan Otda, Doni Rahmat Samulo, menginformasikan bahwa hasil dari kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil diskusi bersama Gubernur Jabar, Kang Emil, dan Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, pada tahun lalu sehingga disepakati kerjasama di dua sektor tersebut. (Via/MMC)
Diskominfotik Sumbar