Banyumas , dutametro.com. –
Proyek normalisasi irigasi Multy years yang sudah berjalan tiga tahun yang ada di kabupaten Banyumas beberapa hari lagi selesai.
Namun melihat pelaksanaan pekerjaan berupa pemasangan besi wermes tepatnya di saluran irigasi induk di wilayah RT 04 RW 03 Desa Pageralang kecamatan Kemranjen yang di kerjakan sub Kontraktor yang di tunjuk oleh PT KSK dan Adhi Karya ada beberapa hal yang layak untuk dipertanyakan.
Akses jalan yang dilalui untuk proyek sudah di sediakan lewati tanggul irigasi yang sebelumnya diadakan pembersihan lokasi dengan menebang semua pohon yang ada di lokasi tanggul irigasi .
Tetapi beberapa kebutuhan proyek seperti seperti bahan bakar solar , semen , genset diangkut dengan kendaraan roda empat melalui jalan gang yang menuju lokasi proyek.
Terlihat para pekerja proyek tidak menggunakan pakaian pelindung keselamatan kerja.
Pekerjaan proyek pemasangan besi wermes terlihat langsung di letakan di tanah tempat dasar kemiringan tanggul , yang langsung di beri material cor tanpa ada rongga celah ataupun tanpa ada sisipan campuran material cor terlebih dahulu untuk dasar peletakan besi wermesnya.
Yang sangat memprihatinkan pekerjaan Proyek justru membiarkan lubang saluran liar tanpa melewati pintu pembagi , saluran tetsebut berupa tanggul irigasi yang dibobol.
Saluran tikus tersebut bila air irigasi sudah di sakurkan maka tanpa terkontrol air meluap hingga ke jalan raya yaitu jalan nasional arah buntu – Jogja km 1 .
Kejadian yang sudah terjadi aliran dari saluran tikus yang ada di tanggul irigasi induk tersebut meluap ke jalan nasional buntu timur km 1 mengakibatkan aspal yang ada di jalan nasional di buntu timur km 1 menjadi mengelupas.
Proyek irigasi anggaran APBN yang begitu besar nilainya yang di laksanakan oleh sub kontraktor dari proyek multy years PT ADHI KARYA dan KSK yang ternyata tetap membiarkan lubang berupa gorong gorong dari saluran induk yang di bobol tetap di biarkan sungguh memprihatinkan.
Saluran induk yang di bobol di buat saluran liar berakibat air mengalir tanpa pintu pengatur tetapi saat dilaksanakan proyek tidak di tutup maka pertanyaanya di mana pengawasannya ?
Saat awak media mencoba menanyakan pada pengawas sub kontraktor yang ada di lokasi proyek justru malah terlihat kebingungan menjawab pertanyaan. ( Mugiono ).