Rabu, Juni 7, 2023

Gegara Menolak Perang Sarung, Mata Bocah di Lebak Buta Kena Sabetan

Must read

Lebak, Dutametro.com – Karena menolak ajakan perang sarung oleh temannya, mata sebelah kiri seorang bocah 13 tahun dari Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, Lebak, Banten, mengalami kebutaan terkena sabetan sarung.

Sementara menurut sepupu korban bernama Desi Nurlaeli mengatakan insiden ini terjadi pada (14/4/2023), sekitar pukul 23.30 WIB. Diketahui korban sudah berulang kali menolak ajakan perang sarung hingga pergi ke masjid untuk menghindar. Tapi 7 temannya tetap menunggu korban pulang dari masjid untuk mengajak perang sarung.

Kemudian dikatakan Desi, “Korban ke masjid nunggu situasi aman dan berharap nggak ditungguin sama teman-temannya. Tapi pas pulang dari masjid sekitar pukul 23.30 WIB, di kampung bulan puasa gini masih ramai yah, nah ternyata (pulang dari masjid) masih ditungguin buat ikut perang sarung,” ujarnya, Rabu (19/4/2023).

Selanjutnya Desi menjelaskan, teman korban tidak terima ajakan perang sarungnya ditolak. Sehingga korban pun mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya. Korban disabet sarung hingga mengenai area pelipis wajah.

Setelah itu korban ditantang melakukan perang sarung satu lawan satu. Korban kembali menolak dengan alasan tidak membawa sarung.

Mendengar hal itu teman korban yang tidak terima alasan itu kemudian mengepung korban. Pada saat itu korban disabeti sarung hingga mengenai mata sebelah kiri.

Disaat mendengar “Pas jawab ‘nggak mau’ korban ditempeleng, dipukul pakai sarung dan kena pelipis mata, posisi korban nggak pegang sarung dan ini belum perang sarung. Bahkan korban sempat diajak duel, korban menang tapi temen-temennya nggak terima, terus korban dipegangin sama dua orang, dari belakang ada yang nyabet sarung mengenai mata korban,” jelasnya.

Selanjutnya menurut Desi, korban pulang ke rumah dengan kondisi mata berdarah. Malam itu juga keluarganya membawa korban ke RSUD Adjidarmo di Rangkasbitung.

Sampai di rumah sakit, korban dirujuk ke Serang. Hal ini lantaran keluhan ini tidak bisa menggunakan BPJS sementara keluarga tidak ada biaya pengobatan, mereka pun kembali pulang ke rumah.

Kemudian ditambahkannya, “Kita tanya dulu bisa pakai BPJS nggak, ternyata nggak bisa. Kita bingung nggak ada biaya. Korban ini anak yatim, ibunya cuma pembantu,” tambahnya.

Desi menjelaskan, kondisi mata korban makin parah setiap harinya. Mata korban tidak hanya keluar darah, tapi juga bernanah dan mengeluarkan bau tak sedap.

Maka pihak keluarga kemudian mencari cara untuk segera mengobati korban. Sementara keluarga dari Jakarta merekomendasikan korban untuk dirawat dan biayanya dibantu oleh yayasan swasta di sana. Selanjutnya korban pun menjalani operasi mata.

Disebutkannya, “Dokter yang memvonis mata korban buta. Iya operasi biar kondisinya nggak semakin buruk, karena udah parah banget bernanah dan bau lukanya,” tambahnya.

Keluarga Belum Lapor Polisi

Desi menjelaskan, hingga saat ini keluarga belum melaporkan kasus ini ke aparat penegak hukum. Keluarga masih menunggu iktikad baik pelaku kepada korban.

Menurut Desi, keluarga korban sudah mencoba mendatangi pihak pelaku. Tapi pihak pelaku hanya menganggap kasus ini sebagai hal biasa selayaknya bercanda pada anak-anak.

Desi menuturkan, “Keluarga ingin kejadian ini diusut, ingin pelaku dapat efek jera. Sampai sekarang keluarga pelaku belum kelihatan iktikad baiknya. Buat aparat penegak hukum kami berharap jangan menganggap kasus ini sepele juga, jangan seolah-olah nanti juga sembuh. Padahal mata korban sudah sampai buta,” pungkasnya.(H.A)

More articles

iklan

 

iklan

iklan

iklan

iklan

iklan

iklan

iklan

Latest article