Sabtu, April 20, 2024

Kilas Balik Satu Tahun Tragedi Gempa Bumi di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat

Must read

Pasaman Barat,dutametro.com.-Tepat hari ini, 25 Februari 2022 yang lalu wilayah Pasaman Barat dilanda gempa bumi Magnitudo 6,1. Kini, 1 tahun berlalu, kabupaten di ujung Utara Sumatera Barat itu berhangsur-hangsur dibenah.

Kendati begitu, peristiwa yang sudah merenggut nyawa tersebut masih tetap terkenang bagi masyarakat. Berikut kilas balik peristiwa Gempa Bumi yang meluluhlantakkan bangunan di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Bateh Pulai, Pinaga Kecamatan Pasaman dan di Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat.

Penyebab Gempa 25 Februari 2022

Berdasarkan analisis BMKG, penyebab gempa di Pasaman Barat adalah adanya aktivitas sesar Sumatera. Analisis BMKG menunjukkan mekanisme sumber gempa bumi tersebut punya pergerakan geser (strike slip).

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,14° LU, 99,94° BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 km timur laut wilayah Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada kedalaman 10 km.

Cerita Warga Saat Terjadi Gempa di Nagari Kajai

Weny perempuan 40 tahun satu dari sekian banyak korban terdampak gempa bumi di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, itu mesti harus menerima keadaan. Selain rumahnya yang roboh, tangan kanannya juga mengalami cidera retak tulang.

Retaknya bahu Weny sebenarnya bukan karena diakibatkan tertimpa reruntuhan. Namun, ia ketika gempa terjadi terjatuh saat mencoba menghindari robohnya bangunan depan Masjid Raya Kajai.

Weny mengatakan, jika ia tak menghindar dari lokasi tempatnya berdiri, mungkin nyawanya tak terselamatkan karena tertimpa reruntuhan.

“Dari rumah saya lari ke depan masjid, roboh itu (bangunan depan) saya lari menghindar dan ingin cari anak. Tapi malah terjatuh,” sampainya

Weny mengakui getaran gempa saat itu terasa sangat kuat. Namun di balik bencana itu, ia tetap bersyukur masih selamat.

“Getaran gempa itu rasanya begitu kencang. Menghentak hentak. Alhamdulillah saya dan keluarga selamat,” katanya

Tangapan Pengiat Media Sosial

Dodi Ifanda yang merupakan pengiat sosial di daerah itu menyampaikan keprihatinannya terhadap penanganan pasca gempa. Dirinya melihat masih banyak masyarakat yang tidur di hunian seadanya dan masih banyak yang belum masuk data.

Ia berharap agar pemerintah daerah terus mengawal penaganan pasca gempa bila perlu para pemangku kepentingan bermalam dan membuat posko di lokasi gempa tersebut. katanya

Mengenang Pasca Gempa Di Nagari Kajai

Capai seribuan orang, tempatnya di mesjid raya Nagari Kajai masyarakat berbondong-bondong datang dalam rangka mengenang gempa 25 Februari 2022 dengan lantunan zikir dan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Muslim Tawakal.

“Masyarakat Kajai datang untuk berzikir dan doa bersama atas tragedi gempa bumi tahun lalu. Semoga kami diberi ketabah dan sabar,” ulas epi salah seorang warga Kajai.

Dampak Gempa bumi Magnitudo 6,1

Dari tiga kecamatan itu, dampak yang paling parah dirasakan di Nagari Kajai Kecamatan Talamau. Tercatat, tak kurang 13 orang warga meninggal dunia. Sebanyak 1.111 unit rumah rusak berat, 1.171 unit rumah rusak sedang dan 2.172 unit rumah rusak ringan.

Akibat gempa juga merusak 131 fasilitas pendidikan 97 rusak sedang, 17 rusak ringan dan 17 rusak berat 17. Fasilitas kesehatan 17 unit dengan rusak sedang 8 unit, rusak sedang 4 unit dan rusak berat 5 unit.

Kemudian kerusakan fasilitas ibadah 50 unit dengan rusak ringan 19, rusak sedang 9 dan rusak berat 22 unit.

Infrastruktur 35 dengan rusak ringan 5, rusak sedang 8 dan rusak berat 22 unit serta fasilitas pemerintah 64 dengan rusak ringan 48, rusak sedang 14 dan rusak berat 2 unit serta berdampak terhadap 400 lebih pelaku UMKM.

Data Korban Gempa bumi Yang Tercecer Di Nagari Kajai

Selain belum tuntasnya pengerjaan rumah rusak berat yang telah di SK-kan oleh pemerintah ternyata masih banyak rumah warga yang ambruk belum masuk pendataan.

Misalnya di Nagari Kajai saja dari data yang ada sekitar 230 rumah warga tidak terdata atau tercecer. 4 unit rusak ringan, 58 unit rusak sedang, 156 unit rusak berat dan 12 unit tanpa keterangan.

Begitu juga di daerah Bateh Pulai Nagari Pinaga Kecamatan Pasaman, yang merupakan dampak kerusakan terparah kedua itu, masih banyak yang tidur di Hunian Sementara (Huntara).

Tangapan Pemerintah

Pj Wali Nagari Kajai Damris mengatakan Data susulan telah kami sampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pasaman Barat dan warga sangat berharap segera di SK-kan, ulasnya

Sedangkan total rumah rusak berat yang sudah di SKan di Nagari Kajai sebanyak 914 unit. Yang sudah selesai di bangun 190 unit atau persentasenya sebesar 21 persen dengan sistem pembangunan menggunakan metode domus, reimburse dan rumbako.

Sementara itu, Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi mengatakan pihaknya saat ini sedang memacu pembangunan rumah korban gempa sesuai petunjuk BNPB.

Banyak aturan dan regulasi mengenai pendataan dan penanganan gempa saat ini. Bagi yang belum masuk akan kita usulkan kembali.

“Mudah-mudahan semua korban gempa bumi medapatkan bantuan dan mari kita bahu-membahu membantu para korban,” katanya (*)

More articles

IklanIklanIklan HuT RI

Latest article