Padang, Dutametro — Empat orang pelatih Cricket asal Indonesia telah diakui sebagai Tutor (instruktur) untuk menyelenggarakan Sertifikasi Pelatih Cricket Level 1 dari Internasional Cricket Council (ICC) lembaga cricket dunia untuk East Asia Pasific setelah mengikuti Tutor Training di Nadi, Fiji dari 23 s/d 27 Mei 2022.
Empat pelatih tersebut diantaranya: Romi Mardela, S.Pd.,M.Pd yang berasal dari Sumatera Barat yang juga Dosen muda di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang dan 3 orang pelatih asal Bali Frengky Shony, Ni Wayan Sariani dan Ni kadek Fitria Rada Rani. Dengan demikian para pelatih ini bersama 14 orang pelatih lainnya dari beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, Filipina, Papua New Guini, Samoa, dan Fiji untuk selanjutnya bertanggung jawab untuk membuat pelatihan pelatih Cricket Level 1 ICC bagi para calon pelatih.
Kegiatan tersebut di fasilitasi oleh ICC Development Program Toby Cohen dari Victoria, Australia yang juga bertindak sebagai Master Educator bersama dua orang lainnya Tom Evans dari Victoria dan Toby Doyle dari Auckland, New Zealand. Para Master Educator tersebut, selain memfasilitasi dan menjadi pendamping kegiatan mereka juga mengevaluasi serta memberikan hak kepada para Tutor (18 orang pelatih) untuk selanjutnya agar menyelenggarakan pelatihan kepada calon Pelatih Cricket Level 1 ICC serta melakukan penilaian dan menerbitkan setifikat kompetensi dari ICC.
“Pada saat kembali nanti ICC berharap para tutor dapat berkoordinasi dengan pengurus Cricket negara masing-masing untuk segera menyelenggarakan pelatihan Pelatih Cricket Level 1 ICC tersebut,” ujar Toby C yang disampaikan ulang oleh Romi Mardela, pelatih Cricket Sumatera Barat yang juga merupakan dosen muda Jurusan Kepelatihan, FIK-UNP.
Romi menjelaskan, ICC memberikan jangka waktu dalam tiga bulan ke depan agar sudah merancang pelatihan yang dimaksud. Menurut Romi, sebagai syarat agar para calon pelatih dapat mengikuti pelatihan Level 1 ICC tersebut terlebih dulu harus menyelesaikan dua modul yang dikerjakan melalui aplikasi secara online, yakni ICC Foundation Certificate dan ICC Coaching Course Level 1. “Setelah menyelesaikan kedua modul tersebut, para pelatih baru bisa dinilai kemampuan praktiknya pada saat mengikuti kursus, untuk kemudian diterbitkan sertifikat kompetensi jika lulus dalam penilaian,” ujar Romi yang juga terdaftar sebagai Pelatih Cricket Kabupaten Limapuluh Kota.
Selanjutnya, Frengky Shony yang juga merupakan pelatih Cricket Papua yang berhasil membawa medali emas, menambahkan bahwa setelah diakui oleh ICC sebagai Tutor, ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan Cricket di Tanah Air. “Kami akan berkoordinasi dengan Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia terkait permintaan ICC tersebut, dan juga memberikan rekomendasi agar pelatihan yang pertama diselenggarakan di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Sumatera Barat,” ujar Frengky yang juga merupakan atlet Cricket Nasional.
Frengky menilai ini merupakan peluang untuk pengurus Cricket di Sumatera, apalagi PON selanjutnya, pertandingan cabang olahraga Cricket akan diselenggarakan di Sumatera Utara. Selain itu, menurut Frengky alasan lainnya adalah karena Cricket juga sudah menjadi mata kuliah di Universitas Negeri Padang, yang telah lama dikembangkan oleh Romi Mardela. Sehingga diharapkan akan banyak mahasiswa yang bisa menjadi calon pelatih nantinya. “Sudah saatnya Cricket ini dikembangkan di daerah, sehingga dengan pelatihan pelatih Cricket Level 1 ICC ini, akan banyak pelatih yang mampu melahirkan calon atlet Cricket di masa mendatang,” ujar Frengky. (RM/DRT/Humas UNP)