Berikut Ini Kata Kadishub Kota Semarang Terkait Perhubungan Darat di Wilayah Tugasnya

More articles

Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Drs Endro Pudyo Martantono, M.si menegaskan tidak ada petugas Dishub yang langsung berhubungan dengan masyarakat terkait retribusi apapun termasuk parkir. Hal itu disampaikan diruang kerjanya pada Selasa (1/11/2022). Menurutnya, parkir dilaksanakan oleh juru parkir (Jukir) yang sudah berizin kemudian menyetorkan ke Kas Daerah.

” Bahwa retribusi itu masuk ke Kas Daerah, kami tidak pernah melakukan pemungutan dan kami tidak ada yang langsung berinteraksi dengan masyarakat. Sudah ada juru parkir, mereka langsung menyetor ke Bank Jateng sesuai nomor rekening yang sudah ada,” ujar Endro.

Endro juga menjelaskan terkait retribusi yang lain, seperti terminal angkutan barang terboyo.

“Dia menang pengajuan lelang terbatas, jadi satu tahun sudah menyetor ke Pemkot, bahkan dipengujian itu seperti uji kir sudah tidak ada transaksi tunai, karena semua sudah cash Class, diberlakukan sejak saya masuk disini,” terang Endro.

Ia juga mengatakan cakupan di Dishub sangat luas termasuk kelancaran arus lalu lintas, kendati demikian Dishub bekerja sama dengan jajaran Kepolisian dalam hal penanganan lalu lintas yang didukung oleh teknologi yang cukup baik yaitu area traffic kontrol yang memantau seluruh kota Semarang.

” Itu semua bisa kita kendalikan dari sini Jadi kami berupaya untuk bisa melakukan langkah-langkah tindak lanjut pengajuan dengan cepat,” tuturnya.

Terkait dengan sasaran tugas Dinas Perhubungan, Endro mengatakan untuk mengurangi angka kerawanan lalu lintas yang semakin kecil atau Zero accident, dan untuk penerangan jalan itu dilakukan oleh dinas Perkim (Perumahan dan Kawasan Permukiman).

” Jadi kalau kita punya temuan atau aduan seperti itu pasti kita langsung koordinasi dengan Perkim,” jelas Endro.

Lebih jauh Endro mengatakan Dinas Perhubungan merupakan kepanjangan tangan Walikota dan cakupannya sangat luas yang fokus pada perhubungan darat yakni angkutan smart city transportation di Kota Semarang.

“Visi misi kami bagaimana mewujudkan angkutan yang nyaman dan aman bagi masyarakat, selanjutnya kita mengubah bahan bakar solar menjadi gas walaupun itu sangat berat alatnya. converternya kurang lebih seharga 80 juta untuk satu bus namun ini sudah dilakukan bertahap mulai dari 2 tahun yang lalu kita sudah mencapai hampir 80% menggunakan BBG bahan bakar gas. Itu adalah konsekuensi dan harapan yang membutuhkan biaya yang sangat besar namun dampaknya akan lebih besar bila itu bisa semua terwujud,” terang Endro.

Vio Sari

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest