Tepatnya pada Selasa, 15 November 2022, diruangan pertemuan D’Relazion cafe & resto Kota Solok, pemerintah kabupaten Solok kembali menggelar diskusi Panel manajemen kasus Stunting Tahap II. Pada kegiatan itu mendatangkan Dr. IGM Afridoni Aradita, Sp.A, dan Dr. Dodi Faisal, Sp.OG, sebagai Nara Sumber.
Mewakili Bupati Solok, staf ahli Bupati Solok bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan, Eva Nasri,SH.MM membuka kegiatan secara resmi. Turut hadir pada kesempatan itu, Koordinator Bidang KBKR BKKBN Sumbar, Rismiati, S.E, Kepala DPPKB P3A Kabuoaten Solok, Dr. Maryeti Marwazi, MARS, Avermilyus, SKM, Remi Iskandar, M.Psi, dan Kepala OPD di Kabupaten Solok.
Dalam laporannya, Kasi Kesertaan Ber-KB Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, Herliza, S.Km., M.Bio Med mengatakan, kegiatan bertujuan untuk melakukan intervensi penurunan Stunting dalam upaya mencarikan solusi dan treatment yang tepat untuk kasus stunting dikabupaten Solok.
Sementara itu mengawali paparan yang disampaikannya, Eva Nasri mengatakan, pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, merupakan pilar bagi pencapaian visi Indonesia 2045. Dengan sasaran membangun kecedasan masyarakat yang komprehensif, damai dalam berinteraksi sosial dan berkarakter kuat, sehat menyehatkan dalam interaksi alam dan berperadaban unggul.
Peraturan presiden nomor 72 tahun 2022 tentang percepatan penurunan stunting, menganatkan adanya optimalisasi penurunan prevelensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, meningkatkan pola asuh, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
Intervensi stunting harus di mulai dari hulu yakni, kepada remaja dan calon pengantin, kita harus dapat memastikan mereka memahami akan pentingnya kebuthan gizi dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan semoga dari kegiatan ini dapat memacu penurunan Stunting dikabupaten Solok.
” Kegiatan ini merupakan implementasi dari Perpres nomor 72 tahun 2022, dan atas nama Bupati Solok, Capt.H.Epyardi Asda, mendukung penuh dan mengapresiasi diskusi panel ini ” pungkas Eva Nasri mengakhiri.
Dalam kegiatan yang berjalan, Rismiati,SE menyebutkan, berdasarkan data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) Prevelensi Stunting kabuoaten Solok pada tahun 2021 berada pada angka 40,1 %, sementara itu untuk provinsi Sumatera Barat sebesar 23.3 %.
Diharapkannya, dengan adanya usaha dan kerjakeras bersama, pada tahun 2022 ini, dapat turun pada angka 18.49%, hingga berlanjut pada 2023 sebesar 15.44%, dan pada tahun 2024 nanti bisa berada pada angka 14%. (F.Siska)