Perkembangan inflasi pada bulan Maret dan April 2022, Padang Panjang mengalami inflasi sebesar 1,18%. Ini jauh lebih tinggi dari inflasi Februari
2022 yang hanya 0,09%.
Hal tersebut dikemukakan Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si kepada Kominfo, Selasa (24/5).
Disampaikan Putra, inflasi tahun kalender Maret 2022 sebesar 2,05%. Ada 22 komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil pada inflasi. Di antaranya cabai merah, daging ayam ras, minyak goreng, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, sewa rumah, bawang merah, emas perhiasan, tahu mentah, jengkol, ikan nila, biskuit, tempe, bensin, sabun mandi cair, bahan bakar rumah tangga, lemari pakaian, belut, telepon seluler, sabun detergen bubuk/cair, petai, cabai hijau dan rokok kretek filter.
Untuk komoditas mengalami penurunan harga dan menjadi penghambat inflasi ada 10. Di antaranya mobil, beras, telur ayam ras, udang basah, ikan asin sepat, cumi-cumi, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, labu siam/japan, cabai rawit dan buncis.
“Sementara itu pada bulan April 2022 Padang Panjang mengalami inflasi sebesar 1,10%. Lebih rendah daripada inflasi Maret 2022,” jelasnya.
Inflasi tahun kalender April 2022 sebesar 3,17% ada 40 komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil pada inflasi. Di antaranya minyak goreng, bensin, ikan tongkol/ambu-ambu, mobil, kontrak rumah, bayam, kangkung, rokok putih, telur ayam ras, kue kering berminyak, sepatu anak, daging sapi, jengkol, ayam hidup, nangka muda, sepeda
motor, makanan ringan/snack, kemeja panjang katun pria, emas perhiasan, angkutan antar kota, labu siam/japan, kentang, terong, kerudung/jilbab, beras, daging ayam ras, ketimun, tahu mentah, belut, gula pasir, tarif kendaraan travel, ikan lele, ongkos jahit, baju kaos berkerah pria, bawang merah, petai, blus wanita, kendaraan carter/rental, buncis dan apel.
“Tiga komoditas mengalami penurunan harga dan menjadi penghambat inflasi yaitu cabai merah, jeruk dan tomat,” terangnya.
Dikatakan Putra, kondisi inflasi yang terjadi pada Kota Padang Panjang pada Maret dan April dipicu oleh peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat selama pelaksanaan ibadah Ramadhan dan
perayaan Idul Fitri 1443 H.
“Jadi, inflasi Maret 2022 (1,18%) dan April 2022 (1,10%) tergolong tinggi dan lebih tinggi daripada inflasi Maret 2021 (0,31%) dan April 2021 (0,19%). Namun demikian sampai saat ini, belum terlihat adanya gejolak ekonomi yang meresahkan di Kota Padang Panjang,” pungkasnya. (cigus)