Agam, Dm – Hari Jumat yang jatuh pada tanggal 25 November 2022 adalah hari yang cukup bersejarah di Indonesia. Dimana 77 tahun lalu, tepatnya setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Persatuan Guru Indonesia ( PGI ) melakukan kongres yang pertama di Surakarta. Sebagai wadah penyaluran tekad dan pandang dari semua kalangan pendidik waktu itu. Maka lahirlah organisasi PGRI dan menjadi cikal bakal peringatan Hari Guru Nasional hingga sekarang.
Guru adalah mata tombak yang mengasah menentukan arah generasi bangsa. Menentukan karakter dan keberhasilan penerusnya. Wajar dan sangat perlu kita perhatikan betapa pentingnya profesi seorang guru di antara profesi lain yang lebih menjanjikan.
Seperti juga di semua tempat di tanah air, momen ini diperingati dengan berbagai cara. Sesuai Himbauan pemerintah, di SMP N 1 Sungai Pua juga melaksanakan peringatan hari itu dengan upacara bendera. Sekolah yang dipimpin oleh Marianis, S.Pd. MM ini telah menunjuk para guru di sekolah itu Sebagai pelaksana upacara.
Hari sepertinya merestui dan bersahabat, meski diguyur hujan sejak semalam, pagi menjelang pelaksanaan hujan pun reda. Tidak gerimis dan tidak terlalu panas.
Yang lebih istimewa di upacara HGN ini adalah hadirnya Zulhendrif Bandaro Labiah sebagai pembina upacara. Anggota DPRD Kabupaten Agam ini rela meluangkan waktunya di sela segala kesibukannya sebagai anggota dewan, sebagai bentuk penghargaan atas profesi guru yang mulia.
Dalam amanat yang disampaikan, beliau menyampaikan begitu pentingnya membangun jiwa dan raga. Dan sosok guru adalah penentu keberhasilan generasi yang memiliki kompetensi itu.
Lebih jauh diingatkan lagi, bagaimana Jepang saat dibom oleh Amerika di masa perang ke 2, kaisar Hirohito setelah kejadian itu, yang menjadi fokus perhatiannya bukanlah menghitung berapa infrastruktur struktur yang tersisa, tapi ia mencari dan menghitung berapa jumlah para guru yang tersisa.
“Betapa pentingnya menghargai sosok guru itu”, katanya. Karena sudah jelas tanpa guru tidak akan ada generasi penerus yang berkualitas melanjutkan cita cita dan keinginan bangsa.
Setelah upacara selesai Zulhendrif Bandaro Labiah juga menghimbau para siswa untuk selalu taat dan menghormati guru di sekolah.
Selesai upacara dilanjutkan dengan berbagai acara, seperti pembacaan puisi oleh pembina upacara,kepala sekolah dan guru. Selanjutnya diteruskan dengan muhasabah dan makan bersama. Ns