Alasan Donbass Ingin Lepas dari Ukraina dan Bergabung Rusia

More articles

Donetsk dan Luhansk adalah wilayah di Donbass, Ukraina Timur. Sejak 2014, kedua wilayah tersebut sudah memisahkan diri dari Ukraina.

Pada 2015, dua wilayah Donbass telah melakukan referendum. Referendum itu dianggap gagal lantaran Ukraina tidak mengatur referendum lokal. Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk juga tak diakui secara internasional. Namun pada Februari 2022, Moskow mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) serta Republik Rakyat Luhansk (LPR).

Home Asia Pasifik Eropa Amerika Timur Tengah Afrika Indeks Home Eropa Alasan Donbass Ingin Lepas dari Ukraina dan Bergabung Rusia Tika Vidya Utami/Litbang MPI Minggu, 02 Oktober 2022 – 05:30 WIB Petugas menghitung surat suara dalam referendum di Donbass.

Donetsk dan Luhansk adalah wilayah di Donbass, Ukraina Timur. Sejak 2014, kedua wilayah tersebut sudah memisahkan diri dari Ukraina. Pada 2015, dua wilayah Donbass telah melakukan referendum. Referendum itu dianggap gagal lantaran Ukraina tidak mengatur referendum lokal.

Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk juga tak diakui secara internasional. Namun pada Februari 2022, Moskow mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) serta Republik Rakyat Luhansk (LPR).

Selain itu, masing-masing pemimpin wilayah itu mendeklarasikan diri sebagai presiden. Denis Pushilin terpilih menjadi pemimpin Republik Rakyat Donetsk. Sementara Republik Rakyat Luhansk dipimpin Leonid Pasechnik.

Menanggapi ini, Ukraina menolak mengakui dua wilayah tersebut sebagai negara merdeka. Donetsk dan Luhansk dikenal mempunyai beberapa potensi. Donetsk merupakan salah satu penghasil baja di Ukraina, sedangkan Luhansk mempunyai cadangan batu bara yang besar.

Potensi yang dimiliki oleh kedua wilayah tersebut membuat Ukraina enggan melepaskan wilayah tersebut. Rusia sendiri menganggap Donetsk dan Luhansk secara historis adalah bagian dari wilayahnya.

Pada 23 September 2022, beberapa wilayah di Ukraina melakukan pemungutan suara untuk bergabung dengan Rusia. Wilayah tersebut adalah Donbass (Donetsk dan Luhansk), Kherson, Zaporizhzhia. Pemungutan suara berlangsung dari 23-27 September 2022.

Kiev menyatakan tidak akan mengakui pemungutan suara. Sementara Uni Eropa menyebut referendum tersebut sebagai penipuan. Empat wilayah tersebut telah menyatakan kemenangan pada referendum tersebut.

Pihak Donetsk mengatakan, sebanyak 99,2% peserta telah memilih bergabung dengan Rusia. Sedangkan di Luhansk, ada 98,4% yang memilih gabung dengan Rusia. Untuk wilayah Kherson, terdapat 87% yang setuju bergabung. Di Zaporizhzha, ada 93,1% setuju bergabung dengan Rusia. Kepala Kamar Sipil Donetsk Aleksander Kofman menginginkan perbatasan Rusia berada di Donbass dan Ukraina. Selain itu, dia juga menyatakan keinginan untuk menjadi dari satu tanah yang besar, yaitu Rusia.

Sumber:sindonews.com

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest