Solsel, dutametro.com – Pemerintah Kabupaten Solok Selatan berkomitmen untuk terus meningkatkan cakupan perlindungan sosial bagi masyarakat, baik itu bagi pekerja penerima upah maupun pekerja bukan penerima upah. Pasalnya, perlindungan sosial ini memberikan jaminan manfaat bagi pesertanya.
Wakil Bupati Solok Selatan H. Yulian Efi menegaskan tidak boleh ada warga Solok Selatan yang bekerja namun tidak mendapatkan perlindungan jaminan sosial.
“Kami menyambut baik dan mendukung penuh program Universal Coverage Jamsostek (UCJ) ini. Kami sadar, perlindungan tenaga kerja bukan hanya tentang mengurangi risiko, tapi juga tentang meningkatkan kesejahteraan dan kepastian hidup masyarakat Solok Selatan,” kata Yulian dalam pembukaan Kick-off Meeting Pembahasan Universal Coverage Jamsostek di Hotel Pesona Alam Sangir, Selasa (6/5/2025).
Berdasarkan beberapa pengalaman yang terjadi pada tenaga kerja yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, manfaat dan santunan yang diterima dapat memberikan keringanan bagi peserta dan keluarganya.
Belum lagi program yang disediakan juga bervariasi mulai dari jaminan kecelakaan kerja hingga jaminan hari tua.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Solok dr. Maulana Anshari Siregar mengatakan peluang kepesertaan jaminan sosial di Solok Selatan masih sangat tinggi. Mengingat hingga akhir Maret 2025, UCJ di kabupaten ini masih berada di angka 16,41%.
“Kami paham dengan kondisi efisiensi anggaran saat ini, jadi tidak semuanya harus tanggungjawab pemerintah daerah lewat APBD… Kita bisa rumuskan Bersama strateginya. Sebab nantinya dengan kesepertaan ini, dana itu akan kembali juga ke masyarakat, seperti tahun lalu total santunan yang dibayarkan mencapai Rp 57 miliar,” kata Maulana.
Menurut survei yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Solok Selatan, manfaat yang diterima oleh peserta ini banyak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai contoh, 26,32% santunan yang telah dibayarkan ini digunakan untuk pembukaan usaha. Ini akan berdampak pada meningkatnya ekonomi masyarakat, bersamaan dengan berkurangnya jumlah pengangguran terbuka di Solok Selatan.
Sementara itu 34,21% digunakan untuk membiayai pendidikan, mulai dari biaya sekolah hingga prasarana lainnya.
“Manfaat yang diberikan ini bisa dimonitor untuk melihat perkembangan ekonomi. Santunan yang dibayarkan juga bisa mencegah orang miskin baru,” tandasnya. (Med)