Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka Prevalensi Stunting Kabupaten Solok pada Oktober 2021 sebesar 40,12%. Pada Agustus 2022, setelah dilakukan penimbangan terhadap 95% balita, turun menjadi 15,12%, dari selisih angka tersebut, terjadi penurunan yang siknifikan.
Meskipun intervensi yang telah dilakukan terhadap kasus itu berjalan maksimal, numun untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi 100 tahun Indonesia merdeka, serta dalam menyambut bonus demografi, maka Bupati Solok dan Ketua TP-PKK kabupaten Solok, melakukan kampanye percepatan penurunan Stunting, Rabu, 7 Desember 2022, di Aula Solok Nan Indah.
Kampanye dileadingsektori oleh Dinas Kominfo Kabupaten Solok dengan menghadirkan Nara Sumber yakni, Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Dr. dr Satya Wydya Yenny SpKK (K) FINSDV FAADV.
Hadir pada kesempatan itu, Asisiten I Drs. Syharial mewakili Bupati Solok, Ketua TP-PKK Kabupaten Solok diwakili Sekretaris, Retni Humaira, Kepala Dinas
Kominfo, Teta Midra, Kepala Dinas Kesehatan, Zulhendri, Kepala DPPKB&P3A, Maryeti Marwazi, Ketua Tim PKK Kecamatan dan ketua tim PKK Nagar se- Kabupaten Solok, serta Kepala Puskesmas se- Kabupaten Solok.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Solok, Teta Midra saat membuka kampanye mengungkapkan, dalam mencapai visi Indonesia emas tahun 2045, sekaligus dalam menyambut bonus demografi di Indonesia, perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang sehat dan memiliki kompetensi.
Berkaitan dengan itu, pemerintah pusat telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting, dimana Substansinya mengadopsi Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024.
Berdasarkan Perpres itu, pemerintah kabupaten Solok menetapkan Keputusan Bupati Solok Nomor : 050 – 090 – 2022 tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Perpres dan Keputusan Bupati Solok itu, akan menjadi dasar hukum untuk melakukan penguatan kerangka substansi, intervensi, pendanaan serta pemantauan dan evaluasi yang diperlukan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Solok, tutur Teta Midra.
Sementara itu dalam arahan Bupati Solok yang disampaikan oleh Asisten III menyebutkan, percepatan penurunan stunting memerlukan komitmen yang kuat dari seluruh elemen masyarakat. Kolaborasi semua pihak akan menjadi kunci keberhasilan program yang berjalan.
” Kampanye penurunan Stunting perlu dilakukan, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Hal yang paling penting adalah asupan gizi bagi calon sui istri, serta gizi dan vitamin untuk balita dan anak anak diatasnya ” ungkap Syahrial.
Pada kesempatan itu Bupati Solok juga menyoroti budaya hidup kurang sehat dikalangan masyarakat, seperti budaya mengkosumsi miras. Menurutnya, itu akan dapat menurunkan kualitas sperma bagi calon suami. Manusia sehat dipersiapkan dari rahim yang baik, dan asupan gizi bagi anak selama 1000hari pertumbuhan perlu diperhatikan.
” Saya minta kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting untuk menguatkan koordinasi dengan pemangku kepentingan di tingkat Kabupaten, Kecamatan, hingga ketingkat nagari dikabupaten Solok ” tutup Asisten I pemerintah kabupaten Solok. (F.Siska)