Batam, dutametro.com– Anggaran pembangunan Batam menjadi hampir Rp10 triliun pada 2026. Tambahan dana jumbo ini menandai ambisi kota industri itu memperkuat konektivitas, menarik investasi baru, dan meningkatkan daya saing ekonomi.
Kenaikan ini berasal dari gabungan anggaran Badan Pengusahaan (BP) Batam sebesar Rp5,2 triliun—termasuk usulan tambahan Rupiah Murni Rp2,8 triliun—dan APBD Pemerintah Kota Batam senilai Rp4,7 triliun. Jika digabung, total anggaran pembangunan Batam naik sekitar 60 persen dibandingkan tahun ini yang sebesar Rp6,1 triliun.
“Tambahan anggaran itu disepakati bersama Komisi VI DPR. Fokusnya untuk memperkuat investasi dan pengembangan kawasan ekonomi strategis,” kata Wali Kota Batam yang juga Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, baru-baru ini.
Amsakar menjelaskan, dana Rupiah Murni akan diarahkan untuk pembangunan konektivitas darat, laut, dan udara, serta peningkatan sarana sumber daya air dan lingkungan. Adapun anggaran BP Batam digunakan untuk memperkuat pengelolaan kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone) dan pengembangan ekonomi berkelanjutan.
Dari sisi pemerintah kota, APBD Batam 2026 ditopang oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp2,5 triliun, yang meliputi pajak daerah Rp2 triliun, retribusi Rp305 miliar, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah Rp11 miliar. Selain itu, ada pendapatan transfer dari pemerintah pusat sebesar Rp1,7 triliun dan transfer antar daerah Rp310 miliar.
Enam kelompok proyek utama disiapkan untuk mendorong pertumbuhan Batam tahun depan. Pertama, pembangunan infrastruktur darat seperti jalan arteri, fly over, dan akses kawasan industri. Kedua, penguatan jaringan air minum dan normalisasi waduk.
Ketiga, pengembangan pelabuhan melalui revitalisasi dermaga selatan Pelabuhan Batuampar dan perluasan lapangan penumpukan kontainer (container yard). Keempat, proyek konektivitas udara seperti pembangunan jalan perimeter dan akses kargo baru di Bandara Hang Nadim.
Kelima, revitalisasi fasilitas kesehatan di Rumah Sakit BP Batam. Dan terakhir, peningkatan ruang publik seperti Taman Kolam, Taman Rusa, serta renovasi Gedung Mall Pelayanan Publik.
Kenaikan anggaran ini sejalan dengan tren pemulihan ekonomi Batam dalam lima tahun terakhir. Setelah sempat melambat ke angka 4,75 persen pada 2021, pertumbuhan ekonomi Batam naik signifikan hingga mencapai 7,04 persen pada 2023—tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Realisasi investasi juga terus meningkat. Sepanjang 2024, investasi di Batam mencapai Rp43,26 triliun atau 108 persen dari target. Neraca perdagangan mencatat surplus US$6,82 miliar, dan kunjungan wisatawan menembus 1,32 juta orang.
“Anggaran ini penting untuk menjaga momentum pertumbuhan yang sudah positif,” ujar Amsakar.
Pemerintah Kota Batam menetapkan lima program prioritas untuk 2026. Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sistem pendidikan. Kedua, pembangunan infrastruktur perkotaan seperti kantor bersama, gedung camat, dan drainase untuk mengatasi banjir.
Program ketiga fokus pada pemerataan kesejahteraan dan ekonomi, termasuk subsidi pinjaman berbunga nol persen bagi pelaku UMKM serta perlindungan sosial bagi pekerja informal. Dua prioritas terakhir meliputi reformasi birokrasi dan peningkatan daya saing daerah.
Dengan total anggaran mendekati Rp10 triliun, Batam menjadi salah satu kota dengan dana pembangunan terbesar di Indonesia. Sebagai pembanding, APBD Kota Surabaya tahun 2026 ditargetkan sekitar Rp8,79 triliun.
Meski nilai APBD Batam masih di bawah Surabaya, struktur ganda antara BP Batam dan Pemko membuat total dana pembangunan kota ini jauh lebih besar. “Keduanya berfungsi saling melengkapi untuk mempercepat pembangunan Batam,” ujar Amsakar.
Pemerintah berharap anggaran besar ini tidak hanya memperkuat posisi Batam sebagai kawasan industri unggulan, tapi juga meningkatkan kesejahteraan warganya. Tantangannya kini, memastikan setiap proyek berjalan tepat sasaran dan memberi manfaat nyata bagi publik. Sc