Situbondo, dutametro.com – Pemerintah Kabupaten Situbondo kembali menjadi sorotan nasional. Rabu (12/11/2025), di Pendopo Rakyat Situbondo berlangsung penandatanganan nota kesepakatan antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan Pemerintah Kabupaten Situbondo tentang pemanfaatan barang milik daerah untuk kegiatan pertahanan negara.
Penandatanganan dilakukan oleh Brigjen TNI Dwi Hariyono, Direktur Fasilitas dan Jasa Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan Kemenhan RI, bersama Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo. Acara berlangsung khidmat dengan disaksikan oleh Komandan Kodam V/Brawijaya, Kepala Staf Kodam V/Brawijaya, Wakil Bupati Situbondo, pimpinan DPRD, serta jajaran pejabat dan tamu undangan lainnya.
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas kerja sama penting ini. Menurutnya, langkah strategis ini menjadi tonggak baru dalam sejarah pembangunan daerah, sekaligus kontribusi nyata Situbondo bagi pertahanan negara.
“Setelah mendapatkan penjelasan menyeluruh, saya mengambil keputusan tegas untuk menandatangani nota kesepakatan ini. Ini langkah besar yang harus kita dukung bersama,” ujar Bupati Rio dengan penuh semangat.
Mas Rio, sapaan akrabnya, juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi langsung dengan Menteri Pertahanan RI untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Situbondo. Hasilnya, banyak program sosial yang turut menyertai pembangunan sektor pertahanan tersebut.
“Salah satunya adalah bantuan sapi dan kambing untuk masyarakat yang jumlahnya mencapai 1.040 orang. Ini wujud nyata bahwa pembangunan pertahanan juga membawa dampak sosial ekonomi yang positif bagi warga,” jelasnya.
Proyek pembangunan pertahanan negara di kawasan Dusun Banongan, Desa Wringinanom, Kecamatan Asembagus, menurut Bupati Rio, akan memberikan efek berganda terhadap ekonomi lokal. Masyarakat akan dilibatkan langsung dalam proses pembangunan sehingga membuka banyak lapangan kerja baru.
“Dengan dibangunnya fasilitas pertahanan di Situbondo, perputaran uang di daerah bisa mencapai lebih dari satu triliun rupiah. Ini akan menggerakkan ekonomi lokal jika semua bahan dan tenaga kerja berasal dari warga Situbondo sendiri,” tegasnya.
Tahap awal pembangunan akan dimulai dari pembuatan landasan pesawat terbang. Bupati Rio mengajak seluruh pengusaha lokal untuk turut berpartisipasi dalam penyediaan material berkualitas, agar proyek besar ini menjadi kebanggaan bersama.
“Ini bukan sekadar proyek pertahanan, tapi proyek peradaban. Jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh, Situbondo akan naik kelas, menjadi kabupaten dengan infrastruktur dan posisi strategis di tingkat nasional,” tambahnya optimis.
Sementara itu, Brigjen TNI Dwi Hariyono menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Situbondo atas dukungan penuh terhadap program pertahanan negara. Ia menilai kerja sama ini sebagai momentum yang sangat penting dan bersejarah.
“Prosesnya panjang dan tidak mudah, namun hari ini kita berhasil mencapai titik penting dengan penandatanganan nota kesepakatan ini. Ini bukti sinergi antara pusat dan daerah,” ujarnya.
Brigjen Dwi menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas pertahanan di Situbondo didasarkan pada pertimbangan strategis. Letak geografis Situbondo yang menghadap langsung ke Selat Madura dan berada di jalur utama Pulau Jawa menjadikannya posisi ideal dalam konsep topologi pertahanan nasional.
“Pertahanan negara merupakan fondasi utama bagi kedaulatan dan keamanan. Situbondo memiliki posisi strategis sebagai bagian dari sistem pertahanan yang melindungi wilayah timur Pulau Jawa,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Situbondo dan pemerintah daerah yang telah memahami dan mendukung gagasan besar ini. Menurutnya, kesadaran kolektif masyarakat menjadi kunci keberhasilan implementasi program.
“Ketahanan negara harus bersifat berkelanjutan. Program ini bukan hanya tentang militer, tetapi juga penguatan ekonomi, sosial, dan kemandirian masyarakat. Kami pastikan aset daerah yang digunakan akan mendapat pengganti sesuai regulasi,” tegas Brigjen Dwi.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa pembangunan pertahanan di Situbondo akan berjalan dengan prinsip efisiensi, transparansi, dan kolaborasi. Semua pihak, baik dari Kemenhan maupun Pemkab, akan bekerja paralel untuk memastikan hasil maksimal.
“Era sekarang menuntut kerja simultan, bukan linier. Semua elemen harus bergerak bersama dengan tujuan yang sama, yakni memperkuat pertahanan nasional sekaligus memajukan daerah,” ujarnya.
Brigjen Dwi juga menyinggung pentingnya percepatan pelepasan kawasan hutan di Pasir Putih sebagai aset pengganti, agar proyek tidak terhambat. Ia berharap koordinasi lintas lembaga dapat segera menuntaskan hal ini.
“Kami mohon dukungan penuh dari Tim Menhan dan Kodam V/Brawijaya untuk membantu proses pelepasan kawasan hutan di Pasir Putih. Ini penting agar konstruksi di Banongan bisa berjalan tanpa hambatan,” tegasnya menutup sambutan.
Penandatanganan nota kesepakatan antara Kemenhan dan Pemkab Situbondo ini menjadi langkah strategis menuju masa depan baru bagi daerah. Sinergi antara pembangunan pertahanan dan pemberdayaan ekonomi lokal diyakini akan membawa Situbondo menuju babak baru sebagai kabupaten yang kuat, maju, dan berdaya saing nasional.
(Ags)















