Sawahlunto, dutametro.com – Situs Warisan Dunia Menara Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto Perlu Perhatian Khusus.Cerobong asap bekas pembangkit listrik zaman Hindia Belanda yang merupakan central listrik terbesar di zaman itu, kini menjadi menara Masjid Agung Nurul Islam Kota Sawahlunto. Dulu untuk mengeluarkan gas buang dari boiler pembangkit listrik itu dibangun 2 cerobong asap, satu dari besi setinggi 40 meter dan satu lagi dari beton bertulang yang tingginya 70 meter dari dasar hingga ke puncak dengan diameter dalam 2,50 meter.
Cerobong yang dibangun oleh perusahaan N.V Beton Maatschappij direntang tahun 1894 – 1898 itu menjadi satu-satunya di Hindia Belanda yang terbuat dari beton bertulang kini menjadi menara dari Masjid kebanggaan masyarakat Sawahlunto, yakni Masjid Agung Nurul Islam semenjak 1952.
Sebagai salah satu bangunan sejarah yang masuk dalam situs world heritage UNESCO saat ini kondisi atas atau kubahnya cukup memprihatinkan, perlu kesadaran dan kepedulian bersama untuk merawatnya. Tidak saja sebagai situs bangunan bersejarah tetapi juga sebagai menara masjid kebanggaan Sawahlunto.
Salah seorang masyarakat yang juga pemanjat profesional, Roy (45) yang telah melakukan pengecekkan dengan memanjat menara setinggi 70 meter dengan tambahan kubah setinggi 10 meter itu mengungkap, kondisi kubah menara banyak keropos atau rusak, termasuk lantai lingkar diseputar kubah tersebut.
“Corong atau pengeras suara yang ada dipuncak menara juga ada yang mati sehingga suara dari masjid tidak begitu kuat terdengar,” kata Roy.
Dia juga menyebut, pernah dilakukan perbaikan dan juga penataan menara masjid dengan memberi efek lampu warna warni, namun sudah lama lampu itu rusak.
“Harusnya bangunan sarat akan sejarah ini bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisatawan. Tentunya dengan inovasi yang menarik, misal dengan menyediakan spot foto yang instagramabel,” kata dia lagi.
Roy berharap pemerintah kota dalam waktu dekat ini bisa melakukan perbaikan dan juga penataan yang lebih menarik lagi.(rki)
