Malut, dutametro.com – Kisah konflik antara Katijo Sibela, penduduk Desa Fagudu, Sanana, dan Suryati Abdullah, Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah (Pemda) Sula, telah mencuat ke permukaan, menarik perhatian publik. Namun, apa yang menjadi sorotan bukan hanya sekadar persoalan utang-mengutang biasa.
Katijo Sibela telah mempertanyakan sejumlah uang yang menurutnya dipinjam oleh Suryati Abdullah. Meskipun uang itu tidak secara langsung diserahkan ke Suryati Abdullah, melainkan kepada asistennya, Mama Bela, transaksi tersebut dilakukan atas instruksi langsung dari Suryati Abdullah di rumah dinasnya.
“Saya butuh uang itu, karena ada kewajiban dan keperluan keluarga yang harus saya tunaikan,” tandas Katijo dengan suara lantang.
Namun, respons dari Suryati Abdullah tidaklah mudah. Ia menolak klaim Katijo dengan tegas, bahkan menantang untuk menyelesaikan masalah ini di jalur hukum. Namun, hasil investigasi media ini menemukan beberapa fakta yang membingungkan.
Penelusuran media mengungkap bahwa klaim Suryati Abdullah mungkin tidaklah sepenuhnya benar. Aduan dari berbagai pihak mengindikasikan bahwa ini bukanlah kasus terpencil, banyak yang mengalami nasib serupa dengan utang yang belum dibayar oleh Dinas Kesehatan Pemda Sula. Meskipun Suryati Abdullah tidak secara langsung terlibat dalam pola ini, namun pola pinjaman uang atas nama Bendahara Dinas terjadi secara rutin di instansi tersebut.
Kisah ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang transparansi dan tanggung jawab dalam penyelesaian hutang-piutang di lingkungan Pemda Sula. Sementara para pihak terus bersilang pendapat, publik menantikan kejelasan dari pemerintah setempat untuk mengatasi masalah ini secara adil dan transparan.
( Redaksi )
