Hingga saat ini, Indonesia masih tercatat direngking 5 besar negara penderita Stunting se Asia Tenggara. Secara menyeluruh pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka tersebut, termasuk oleh pemerintah kota Solok, tutur wakil walikota Solok, Dr.H.Ramadhani Kirana Putra, saat membuka kegiatan GOW, Rabu, 16 November 2022, di Gedung Kubung Tigo Baleh Kota Solok.
Menurut Ramadhani, terjadinya stunting menandai nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik, dan salah satu faktor penyebab adalah, karena ekonomi dan kurangnya ketersedian pangan. Sementara itu, kurangnya nutrisi anak bukan saja akan menghambat pertumbuhan fisik, tetapi juga akan menyebabkan melemahnya kekuatan daya tahan tubuh dan menghambat perkembangan saya pikir anak.
“Stunting pada anak harus menjadi perhatian yang serius. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang, karena itu, penangaman stunting harus dilakukan sejak dini atau dimasa ibu hamil ” tutur wakil walikota Solok.
Salah satu pencegahan stunting yang dapat diusahakan oleh ibu adalah, melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Pada dasarnya, tambah Wawako, stunting pada balita tidak bisa disembuhkan, namun pemerintah daerah kota Solok tetap meningkatkan kualitas kehidupan anak melalui program perbaikan gizi.
Dalam upaya penanganan kasus Stunting dikota Solok, dilakukan dengan cara melibatkan seluruh masyarakat, namun sebelumnya, masyarakat harus diberikan pemahaman melalui sosialisasi atau dengan sistim jemput bola, seperti kegiatan yang dikemas oleh GOW kota Solok saat ini.
” Atas nama pemerintah daerah setempat, saya mendukung penuh dan mengapresiasi kegiatan peduli pendidikan dan sosialisasi stunting bagi ibu hamil dan ibu menyusui ini ” papar Ramadhani mengakhiri.
Dari liputan media ini, disela kesempatannya itu, wakil walikota Solok menyerahkan bantuan secara simbolis kepada siswa berupa tas dan kebutuhan sekolah lainnya. (F.S)