Padang, dutametro.com– Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kembali menegaskan komitmennya dalam membangun sektor pertanian modern yang tangguh dan berdaya saing. Hal ini ditandai dengan peresmian Agri Youth Talks 2025 oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, yang digelar Kamis (18/9/2025) di Auditorium Gubernuran.
Mengusung tema “Sinergi Pemerintah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, dan Generasi Muda dalam Mewujudkan Swasembada Jagung dan Pertanian Modern di Sumatera Barat”, forum ini menjadi ajang kolaborasi strategis antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan kaum muda.
Dalam sambutannya, Gubernur Mahyeldi menegaskan bahwa penandatanganan MoU lintas sektor pada forum ini merupakan langkah konkret untuk memperkuat sinergi dan percepatan pembangunan pertanian Sumbar. “Kita harus berani mengoptimalkan lahan tidur yang selama ini terbengkalai agar produktivitas pertanian, khususnya jagung, bisa meningkat signifikan,” ujarnya.
Gubernur juga memberikan apresiasi kepada PT Mekar Agrifin Teknologi beserta para mitra yang telah memfasilitasi penyelenggaraan forum bergengsi ini. Menurutnya, peran generasi muda sangat krusial dalam menjawab tantangan pertanian yang kian kompleks, mulai dari perubahan iklim, keterbatasan lahan, hingga persaingan pasar global.
“Kita butuh petani muda yang cerdas, kreatif, dan berjiwa wirausaha. Youth Agripreneurs adalah kunci untuk menciptakan pertanian berdaya saing sekaligus menjaga ketahanan pangan bangsa,” tegasnya.
Data BPS 2024 mencatat produksi jagung Sumbar mencapai 742.492 ton dari luas panen sekitar 83.918 hektare, dengan produktivitas rata-rata 61,76 kuintal/hektare. Namun, angka ini baru mampu memenuhi sekitar 40% kebutuhan daerah yang mencapai 2,4 juta ton per tahun. Fakta ini, menurut Gubernur, adalah peluang emas bagi generasi muda untuk berkontribusi langsung memperkuat kemandirian pangan.
Mahyeldi juga menyinggung berbagai teladan sukses Duta Petani Milenial asal Sumbar, seperti kopi Solok Radjo, pertanian organik Bukit Gompong, hidroponik di Padang, hingga alpukat Baso di Agam. “Ini bukti bahwa pertanian bukan sekadar tradisi, tetapi inovasi dan kewirausahaan yang membawa nama baik daerah,” ucapnya.
Acara ini juga menghadirkan testimoni penting dari CEO PT Mekar Investama Teknologi, Pandu Aditya Kristy, yang memaparkan langkah nyata pihaknya membuka kembali lahan tidur seluas ±300 hektare di Lubuk Alung yang selama 35 tahun terbengkalai. “Lahan ini kini ditanami jagung, dan programnya akan diperluas ke wilayah lain di Sumbar. Inilah momentum penting bersinergi untuk mewujudkan swasembada pangan,” ungkapnya.
Rangkaian acara ditutup dengan penandatanganan MoU bersama yang melibatkan berbagai pihak, termasuk AFPI, perguruan tinggi, dan mitra strategis lainnya. Kesepakatan ini menandai lahirnya komitmen baru untuk mendorong lebih banyak Youth Agripreneurs Sumbar yang siap bersaing secara global dan menjadikan pertanian sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
Turut hadir dalam forum ini, H. Rahmat Saleh, S.Farm, Anggota Komisi IV DPR RI, Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, perwakilan Kapolda Sumbar, rektor dari berbagai universitas, para direktur perusahaan sektor pertanian, akademisi, hingga ratusan mahasiswa. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata bahwa sektor pertanian adalah agenda bersama, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan Sumatera Barat dan Indonesia.
Adpsb