Batam – Kota Batam, Kepulauan Riau, kembali tercoreng. Aroma busuk praktik perjudian berkedok Gelanggang Permainan (Gelper) semakin menyengat. Aktivitas ilegal ini tak hanya kian merajalela, tapi juga diduga kuat dilindungi oleh sosok “wanita kuat” berinisial PR. Nama ini disebut-sebut sebagai dalang di balik operasi sejumlah lokasi Gelper yang tersebar di berbagai titik kota.
Investigasi di lapangan menemukan indikasi kuat adanya permainan haram berkedok hiburan keluarga, yang seolah kebal hukum dan dibiarkan tumbuh liar. Berikut beberapa lokasi yang diduga terlibat:
City Game Zone – Cahaya Garden
Dimiliki oleh Am, diduga menggunakan kode perjudian “8888”
Game Zone – Tembesi Top 100
Juga di bawah kendali Am
Jocker Game Zone
Belum jelas pemiliknya, namun aktivitas mencurigakan dideteksi
Zeus 88 – Mitra Mall
Dimiliki oleh TP
Beberapa titik lain
Dikendalikan oleh SG dan PN
Modus mereka terbilang licik: menggunakan kode-kode tertentu untuk mengelabui aparat dan masyarakat. Namun aroma permainannya tetap tercium menyengat. Aktivitas ini ditengarai telah berlangsung cukup lama dan merusak sendi-sendi moral masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja.
Seorang warga berinisial AB, yang kami temui di sekitar lokasi, tak bisa menyembunyikan kekesalannya. “Kami muak! Ini jelas-jelas judi. Sudah lama berlangsung, dan aparat seakan tutup mata. Kalau dibiarkan, anak-anak kita bisa jadi korban,” tegasnya.
Menurut AB, tempat-tempat seperti ini menjadi magnet bagi kerusakan sosial:
Kemiskinan akibat kecanduan judi
Perceraian karena ekonomi hancur
Kriminalitas meningkat karena kebutuhan untuk berjudi
AB meminta pihak berwenang, terutama Polda Kepri, tidak hanya ‘melihat’ dan ‘mendengar’, tetapi bertindak. “Kalau aparat tak berani bertindak, patut kita curigai: siapa yang bermain di balik semua ini?” cetusnya tajam.
Saat ini, masyarakat hanya bisa berharap. Harap agar penegakan hukum tidak tunduk pada tekanan dan uang. Harap agar aparat tidak ikut bermain di balik meja. Harap agar Batam tak berubah menjadi sarang judi yang melahirkan generasi rusak moral dan miskin masa depan.
Sudah saatnya Polda Kepri turun tangan secara total. Jika tidak sekarang, kapan lagi? Jika tidak berani, siapa lagi?
Fransisco Chrons