spot_img

Bupati Pasaman Tekankan Pemanfaatan DTSEN untuk Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

Pasaman – Pemerintah Kabupaten Pasaman terus menunjukkan komitmennya dalam menekan angka kemiskinan. Hal ini ditegaskan oleh Bupati Pasaman, Welly Suhery, saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Tahun 2025 di Aula Lantai III Kantor Bupati Pasaman, Senin (25/8/2025).

Rakor kali ini menitikberatkan pada pemanfaatan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai basis utama pengambilan kebijakan. Sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang DTSEN dan Inpres Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Penanggulangan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, data yang akurat diyakini menjadi kunci agar setiap program benar-benar tepat sasaran.

“Alhamdulillah, angka kemiskinan di Pasaman terus menurun, dari 7,48% pada 2021 menjadi 6,74% pada 2024. Namun, kita masih menghadapi tantangan karena angka kemiskinan ekstrem naik dari 0,24% pada 2023 menjadi 0,51% pada 2024. Padahal, target nasional adalah 0% pada tahun 2029. Ini pekerjaan rumah besar bagi kita semua,” tegas Bupati Welly.

Menurutnya, sinergi lintas sektor mutlak diperkuat. Tidak hanya pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten, tetapi juga antar-OPD, lembaga, BUMN/BUMD, hingga pemerintah nagari harus bergerak bersama. Setiap pihak diharapkan mengambil peran sesuai kewenangannya sehingga upaya penanggulangan kemiskinan benar-benar memberikan dampak nyata.

Pemanfaatan DTSEN di tingkat nagari juga menjadi perhatian khusus. Melalui aplikasi SIKS-NG, para petugas data diharapkan mampu memverifikasi secara akurat keluarga penerima manfaat. Dengan begitu, program penanggulangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem benar-benar menyentuh masyarakat yang membutuhkan.

Bupati menambahkan, Pemkab Pasaman terus menyusun kebijakan berbasis kajian nyata sesuai kondisi wilayah. Tantangan utama masih berkaitan dengan akses layanan dasar, perumahan layak, ketersediaan pangan, kesempatan kerja, akses permodalan, pemasaran hasil produksi, hingga keterjangkauan wilayah terpencil.

“Dengan kebersamaan dan kerja keras, kita optimis Pasaman mampu keluar dari lingkaran kemiskinan, menuju daerah yang bangkit, berkarakter, maju, dan berkelanjutan,” pungkasnya.

ScM

Must Read

Iklan
Iklan
iklan

Related News