SITUBONDO, dutametro.com – Pemerintah Kabupaten Situbondo kembali menghadirkan inovasi dalam mendekatkan diri kepada masyarakat. Melalui program bertajuk “Literasi Machiavelli”, Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo membuka ruang dialog dan pembelajaran publik yang digelar setiap hari Rabu di Pendopo Alun-Alun Kota Situbondo. Program ini resmi bergulir pada Rabu (29/10/2025) dan langsung mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan.
Program Literasi Machiavelli ini menjadi wadah unik antara pemimpin dan rakyat untuk berdiskusi secara terbuka mengenai isu sosial, ekonomi, hingga pemerintahan. Nama “Machiavelli” diambil dari filsuf politik Italia terkenal yang dikenal dengan gagasan kepemimpinan strategis dan berpandangan jauh ke depan.
Bupati Yusuf Rio menjelaskan, istilah tersebut dipilih bukan untuk meniru sifat politikus klasik, melainkan untuk menumbuhkan budaya berpikir kritis, jujur, dan realistis dalam membangun Situbondo. “Kita ingin pemimpin dan masyarakat sama-sama berpikir cerdas, berani mengungkapkan pendapat, dan berorientasi pada solusi,” ujarnya di sela kegiatan.
Dalam acara perdana itu, hadir sebagian Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pelaku UMKM, mahasiswa, dan tokoh masyarakat. Mereka berkumpul dalam suasana santai namun penuh makna, membahas berbagai persoalan daerah dengan semangat literasi dan dialog terbuka.
Kegiatan ini dikemas menarik, diawali dengan sesi baca reflektif dari berbagai literatur klasik dan modern, dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara peserta dan Bupati. Tak jarang, Yusuf Rio sendiri memberikan tanggapan langsung atas pertanyaan dan masukan dari masyarakat.
Menurutnya, literasi tidak hanya soal membaca buku, tetapi juga memahami realitas sosial dan mencari solusi nyata dari berbagai permasalahan. “Kita ingin setiap hari Rabu menjadi hari intelektual rakyat Situbondo, di mana ide-ide segar dan kritik membangun bisa muncul dengan bebas,” kata Bupati muda tersebut.
Beberapa peserta yang hadir mengaku terinspirasi dengan konsep acara ini. Mereka menilai bahwa langkah Bupati membuka ruang dialog terbuka merupakan bentuk keberanian dan kepemimpinan yang patut dicontoh. “Biasanya pemimpin sulit ditemui. Tapi di sini, kami bisa langsung menyampaikan uneg-uneg,” ujar salah satu pelaku UMKM.
Selain membahas isu kebijakan publik, acara juga diselingi dengan sesi berbagi kisah sukses dari pelaku usaha lokal. Bupati berharap agar pelaku UMKM bisa saling belajar dan berkolaborasi, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi digital.
Mahasiswa dari berbagai kampus di Situbondo pun turut ambil bagian dalam diskusi. Mereka banyak menyoroti isu pendidikan, lingkungan, dan pengembangan generasi muda. Yusuf Rio menyambut baik gagasan mereka, bahkan berjanji akan menindaklanjuti beberapa ide inovatif yang muncul dari forum tersebut.
Salah satu topik menarik yang dibahas kali ini adalah penguatan ekonomi kreatif berbasis lokal. Bupati mendorong agar generasi muda tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja. “Kita tidak boleh terpaku pada pola lama. Dunia berubah, Situbondo juga harus berinovasi,” tegasnya.
Yusuf Rio juga menyinggung pentingnya sinergi antar-OPD agar hasil diskusi literasi ini tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi menjadi bahan kebijakan konkret. Ia berkomitmen bahwa setiap ide yang realistis dan bermanfaat akan dikaji untuk dijadikan program pemerintah.
Program Literasi Machiavelli ini rencananya akan terus berlangsung rutin setiap minggu. Bupati ingin menjadikan pendopo alun-alun bukan sekadar simbol kekuasaan, melainkan “rumah rakyat” yang terbuka untuk semua kalangan.
Selain berdiskusi, acara ini juga menjadi ajang untuk menumbuhkan semangat membaca di kalangan masyarakat. Panitia menyediakan pojok baca dengan berbagai buku seputar kepemimpinan, ekonomi, sosial, dan budaya.
Dalam sesi akhir, Bupati Yusuf Rio menyampaikan harapannya agar masyarakat Situbondo terus belajar dan berani berpikir kritis. “Pemimpin tidak boleh anti kritik. Justru dari kritik itulah lahir kebijakan yang lebih baik,” ucapnya.
Acara ditutup dengan pembacaan kesimpulan hasil diskusi, yang akan menjadi rekomendasi bagi Pemkab Situbondo untuk minggu berikutnya. Setiap peserta diperbolehkan mengajukan topik bahasan baru untuk pertemuan selanjutnya.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan di Situbondo kini bergerak menuju pola yang lebih partisipatif dan inklusif. Literasi dijadikan landasan dalam setiap langkah pembangunan daerah.
Dengan semangat “berpikir tajam, bertindak nyata,” Program Literasi Machiavelli diharapkan menjadi motor perubahan pola komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.
Melalui forum yang terbuka dan cerdas ini, Yusuf Rio ingin membangun Situbondo yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga kuat secara intelektual dan sosial.
Sebagaimana ungkapan penutup sang Bupati di akhir acara, “Kita belajar dari sejarah, berdiskusi di masa kini, dan bekerja untuk masa depan Situbondo yang lebih bermartabat.”
(Ags)












