PADANG PANJANG,dutametro.com.- Guna mengindentifikasi faktor risiko terjadinya kasus stunting sekaligus melakukan tata laksana manajemen kasus stunting dan hasil kesepakatan tindak lanjut penanganan sasaran, Dinas Sosial PPKBPPPA laksanakan Audit Kasus Stunting (AKS), Selasa (30/4).
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DSPPKBPPPA, Netti Herawati, S.H menyampaikan, AKS ini dilaksanakan sebanyak dua tahap selama satu tahun. Tahap I maksimal pada Juni dan tahap II November 2024 ini. Kota Padang Panjang melakukan Pra AKS tahap I pada April dan Mei.
Dijelaskan Netti, hasil mini lokakarya kecamatan yang dihadiri Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), data sasaran berisiko stunting seperti calon pengantin, ibu hamil, pascasalin, baduta/balita, datanya sudah ditetapkan puskesmas. Total sasaran di dua wilayah kerja puskesmas yang ada di Kota Padang Panjang di antaranya Puskesmas Kebun Sikolos dan Puskesmas Gunung.
Kurang lebih ada 40 sasaran risiko stunting yang akan diaudit tim pakar yang terdiri dari Tenaga Ahli/Spesialis Anak, dr. Yunira Yunirman, S.PA, Tenaga Ahli/Psikolog, RT. Srinurhayatini, S.Psi, Tenaga Ahli/Spesialis Kandungan, dr. Adriswan, Sp.OG danTenaga Ahli Gizi, Hilderia Haloho, S.STRD.
“Hari ini tim ini melaksanakan AKS di Puskesmas Kebun Sikolos dengan 20 sasaran yang akan diaudit. Namun hanya sembilan orang yang hadir karena 11 lainnya ada halangan dari orang tua mereka. Jadwal akan diganti pada 2 Mei lusa,” ujarnya.
Dari hasil AKS tadi, tambah Netti, dari sembilan baduta yang diperiksa tim pakar, terdapat lima baduta yang dirujuk ke RSUD untuk cek labor dan penanganan oleh dokter.
Sementara itu, pada 7 Mei dan 14 Mei, AKS akan dilaksanakan di Puskesmas Gunung. Nanti setelah diaudit, sasaran yang berisiko stunting ini akan diverifikasi penyuluh keluarga berencana (PKB) bersama kader.
“Setelah diverifikasi, nantinya sasaran akan diaudit tim pakar langsung dengan mengisi kertas kerja AKS. Jika terdapat sasaran yang berisiko stunting, akan dirujuk oleh tim pakar ke RSUD untuk mendapatkan penanganan medis,” terangnya.
Netti menyebutkan, pihaknya menginginkan kasus stunting ini berkurang di Kota Padang Panjang. “Maka itu hari ini kita mulai mengevaluasi hasil tindak lanjut dari kasus stunting untuk perbaikan dan mencegah kasus stunting yang serupa terjadi kembali,” tuturnya. (cigus)