Payakumbuh,Duta Metro.com— Pemerintah Kota Payakumbuh terus memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi situasi gawat darurat.
Melalui Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD), Pemko mendorong masyarakat agar mampu memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat, sehingga dapat menyelamatkan nyawa sejak detik pertama kejadian.
Kegiatan itu digelar di Aula Ngalau Indah, Lantai III Balai Kota Payakumbuh, Jumat (31/10/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 yang mengusung tema “Wujudkan Generasi Sehat, Masa Depan Hebat.”
Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman mengatakan, kemampuan memberikan pertolongan pertama bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tetapi juga perlu dimiliki oleh masyarakat umum.
“BHD sudah seharusnya dikuasai oleh seluruh masyarakat. Sekitar 60 persen kasus bisa diselamatkan dengan penanganan yang cepat dan tepat. Melalui pelatihan ini, kita ingin melahirkan masyarakat yang sigap, peduli, dan mampu memberikan pertolongan pertama di lingkungannya,” kata Wawako Elzadaswarman.
Selain pelatihan BHD, kegiatan juga dirangkaikan dengan aksi donor darah yang diikuti oleh aparatur sipil negara (ASN), tenaga kesehatan, dan masyarakat umum.
Menurut pria yang akrab disapa Om Zet itu, donor darah merupakan bentuk kepedulian sederhana yang berdampak besar bagi kemanusiaan.
“Donor darah adalah wujud dari gotong royong masyarakat Kota Payakumbuh. Selain membantu sesama, donor darah juga memberikan manfaat bagi kesehatan pendonornya,” ucapnya.
Dia menambahkan, peringatan HKN menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran hidup sehat di kalangan masyarakat.
“Mari kita wujudkan generasi sehat, masa depan hebat menuju Payakumbuh Hebat dan Sehat untuk semua,” tutupnya.
Pelatihan menghadirkan narasumber dr. Benny Antama Syant, SpJP, FIHA, yang menjelaskan pentingnya tindakan cepat dan tepat dalam menghadapi kondisi henti jantung.
Ia menegaskan, tanpa pertolongan segera, kerusakan otak dapat terjadi hanya dalam waktu empat menit.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa resusitasi jantung (CPR) yang dilakukan dengan benar dapat meningkatkan peluang hidup korban hingga lebih dari 60 persen.
“Langkah dasar C-A-B (Compression, Airway, Breathing), yakni melakukan 30 kali kompresi dada dengan kedalaman 5–6 sentimeter dan kecepatan 100–120 kali per menit, serta membuka jalan napas dengan teknik Head Tilt-Chin Lift,” terangnya.
Ia juga memperkenalkan konsep rantai keselamatan hidup, yang mencakup pengenalan kondisi darurat, CPR berkualitas, penanganan lanjutan, hingga pemulihan optimal.
“Konsep ini menjadi kunci penting dalam meningkatkan peluang keselamatan pada situasi gawat darurat,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, Direktur RSUD dr. Adnaan WD, serta perwakilan dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh. (Yon)


