Padang Pariaman,dutametro.com.-Dua Wartawan Jadi Caleg Dapil Sumbar 2, Siap Jadi Wakil Rakyat Ideal untuk Pemilihnya.Tinggal minus 10 hari lagi, Indonesia mencoblos, Caleg DPRD Provinsi Dapil Sumbar 2 Partai NasDem Sukri Umar Dt Pado Basa makin trengginas.
Sukri Umar Dt Pado Basa makin mengintensifkan diri untuk sosialisasi di daerah pemilihannya. Bukan menebar janji, namun dengan kapasitas dan rekam jejaknya Caleg Partai NasDem ini lebih banyak mendengar dan menampung aspirasi saat bertemu warga.
“Rekan saya Adrian Tuswandi Caleg dengan Dapil yang sama dan partai berbeda menyebut ada sebagian Caleg yang berlabel CPM (Caleg Pokok Murah) dan mengklaim dirinya masuk ranah itu. Ketika saya diajak masuk kelompok tersebut saya tolak sebagian,” ujar Sukri Umar.
Sukri dan Adrian memang berlatarbelakang sama, sebagai jurnalis yang sudah puluhan tahun aral melintang di dunia jurnalistik.
Jika Sukri maju dengan NasDem, Adrian berlayar dengan Partai Umat. Namun dua partai ini satu haluan mengusung Anies Baswedan sebagai Capres.
Sukri Umar yang menempati sejumlah posisi strategis di Padang Ekspres Grup kini memberanikan diri masuk ranah politik, masuk dalam gerakan perubahan yang didengungkan oleh NasDem. Tak tanggung tanggung, Sukri Umar Dt Pado Basa maju ke provinsi dari Dapil 2 meliputi Padangpariaman dan Kota Pariaman. Partai pun memberikan kepercayaan d nomor urut 2.
“Dinamika politik dan pengalaman di lapangan Insya Allah memperkuat diri untuk memperdalam karakter manusia, memperdalam kondisi sosial masyarakat sekaligus memahami perangai para Caleg,” ujar mantan Pemred Padang Ekspres yang kini mendapat cuti sebagai Direksi di Harian Umum Rakyat Sumbar.
Sukri yang menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Peternakan Unand dan S2 di Politik Lokal Kebijakan Publik Pascasarjana Unand, menemukan realita di lapangan bahwa masyarakat makin cerdas deng politik.
“Dulu mungkin masyarakat tak peduli siapa Caleg nya, sebagian mereka terperdaya dengan “serangan fajar”. Ternyata serangan itu membawa petaka lima tahun, karena nyaris yang menebar uang tersebut tak kunjung hadir ke tengah masyarakat,”ujarnya.
Melihat fenomena tersebut, anggota Dewan Pendidikan Sumbar periode 2019-2023 ini optimistis para CPM (Caleg Pokok Murah) sebagian, tak usah khawatir berpacu di lapangan. Jika rekam jejak memadai, turun ke lapangan dan tidak menebar janji itu menjadi kunci,” ujarnya.
Disinggung tentang strategi menjelang hari H dan kekhawatiran dengan “serangan fajar”, Ketua LPM Lubuk Alung dan pengurus PKDP ini justru juga memanfaatkan hal tersebut. Sukri sudah menyiapkan ribuan amplop ke tengah masyarakat.
“Baru kali ini saya ungkap. Saya sudah siapkan ribuan amplop yang isinya mengundang pemilih untuk hadir memberikan suara pada 14 Februari. Presidennya Anies no 1, Caleg Provinsi untuk Dapil Padangpariaman – Kota Pariaman, Sukri Umar SPt MSi Dt Pado Basa, dari Partai NasDem dengan nomor urut 2,” jelasnya.
Sebagai Caleg berlatar jurnalis, suami Dr Silfia ini merasa risih dengan kapasitas beberapa Caleg yang masih belum layak jadi politisi. Sukri menyebut, ada yang menyebarkan amplop amplop nya yang pernah dikirim ke beberapa grup WA, lalu oleh salah seorang Caleg langsung diposting di medsos nya dengan kalimat kira kira seperti berikut. “Jika menerima amlpop seperti ini, ambil saja tetapi jangan pilih Caleg nya.
Menurut pengurus APINDO Sumbar dan pengurus inti Ikatan Alumni Mahasiswa Peternakan Unand tersebut, ternyata masih ada Caleg yang dangkal penggalian informasinya. Itu berbahaya jika ia duduk, dan masuk dalam ranah pengambil kebijakan. Tanpa criss check, dan triple check langsung melahap informasi yang ada. “Kita harapkan Pemilu 2024 ini khusus legislatif Provinsi terpilih Caleg Caleg yang memiliki kapasitas dan karakter yang baik. Pemilih cerdas dan hadir memberikan suara, akan menjadi kunci,” ujar Mantan Ketua Umum OSIS SMALA ini.
Pemilih Ingin Sesaat atau 5 Tahun?
Sementara Adrian Tuswandi, Ketua Jaringan Pemred Sumbar (JPS) Caleg Partai Ummat Nomor 1 Dapil Sumbar 2 mengatakan jadi Caleg itu adalah pejuang tangguh.
“Pemilih tidak peduli kita Caleg Dhuafa atau bukan, tapi ini harus kita jalani, proses pemilihan ini harus kita ikuti ritmenya tekad menjadi Anggota DPRD ideal bagi pemilihnya sangat mengena untuk disampaikan ke pemilih, Pemilih Tidka mau jadi tarompa, yang ditinggal oleh pemakainya saat masuk ke rumah, mari jadi pemilih yang menjadikan wakil rakyat untuk 5 tahun, tidak pemilih yang dikasih uang oleh si Caleg saat mencoblos,”ujar Adrian biasa disapa Toaik. (***)