Bengkulu, dutametro.com -Lepas Prosesi Tabut Tebuang, Ini Pesan Gubernur Rohidin. Tanggal 10 Muharam merupakan puncak dari prosesi ritual budaya Tabut di Provinsi Bengkulu. Setelah melaksanakan berbagai rangkaian ritual Tabut, pada hari ini dilaksanakan prosesi arak-arakan Tabut Tebuang.
Prosesi Tabut Tebuang dimulai dari Balai Raya Semarak Bengkulu dan dilanjutkan melintasi jantung Kota Bengkulu hingga akhirnya Tabut ‘dibuang’ di Padang Karabela Bengkulu.
Prosesi arak-arakan besar Tabut Tebuang ini dilepas langsung oleh Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, yang bergelar Rajo Agung, di halaman Balai Raya Semarak Bengkulu, Selasa (16/7).
Dalam amanatnya, Gubernur Rohidin berpesan agar even budaya ini dapat dilaksanakan dengan khidmat dan suasana yang tertib.
“Patut kita syukuri perayaan Tabut tahun ini berjalan lancar dan sukses. Hari ini kita akan menyaksikan bersama arak-arakan lepas prosesi Tabut Tebuang, yang dimulai dari Balai Raya Semarak Bengkulu hingga ke lokasi pembuangan Tabut di Karabela Bengkulu,” kata Gubernur Rohidin.
Gubernur mengajak masyarakat untuk mengikuti acara prosesi Tabut Tebuang dengan khidmat, saling menghormati satu sama lain sehingga prosesi arak-arakan ini berjalan aman dan damai. Dengan demikian, pesan budaya dari prosesi Tabut Tebuang ini bisa tersampaikan.
“Sekali lagi saya pesankan kepada seluruh elemen, bagi peserta arak-arakan tidak perlu terburu-buru dan tidak usah memaksakan diri dalam rute perjalanan. Ikuti saja panduan yang sudah ada. Agar nilai-nilai budaya itu terasa di tengah-tengah kita dan menjadi tontonan hiburan bagi masyarakat Bengkulu,” ingat gubernur.
“Maka hal sekecil apapun yang mengganggu dan mengurangi nilai-nilai kemeriahan dan kebersamaan, tolong kita antisipasi,” tegasnya.
Gubernur juga meminta kepada aparat keamanan dan Satpol PP agar dapat memandu masyarakat secara harmoni dengan pendekatan humanis.
Selain itu, awak media diharapkan diberikan tempat dan posisi yang tepat dalam mengambil momen even Tabut Tebuang.
“Jangan sampai mengganggu prosesi arak-arakan Tabut Tebuang, karena kita ingin prosesi ini menjadi ritual budaya yang memiliki nilai hiburan yang tinggi sekaligus menjadi media silaturahmi,” pesannya.
Dengan ditandai pengangkatan bendera merah putih, Gubernur Bengkulu mengizinkan dan lepas prosesi arak-arakan Tabut Tebuang.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, dari Balai Raya Semarak Bengkulu atas nama Gubernur Bengkulu saya mengizinkan prosesi arak-arakan Tabut Tebuang untuk dilaksanakan,” tutupnya sembari mengangkat bendera tanda dimulainya prosesi arak-arakan Tabut Tebuang.
Masyarakat Bengkulu tampak tumpah ruah di jalanan menyaksikan arak-arakan Tabut Tebuang hingga di lokasi pembuangan Tabut di Padang Karabela Bengkulu.
Ketua Keturunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu, Syiafril, mengatakan bahwa pembuangan Tabut bermakna membuang kebiadaban, keburukan, kesombongan, kegagahan, keindahan, dan kecantikan dengan pesan bahwa tidak ada yang abadi.
“Semua keburukan ikut terbuang dalam prosesi ini dan makna ini yang harus dihayati setiap orang,” ujar Syiafril.(TK/mc)