Kabupaten Malang, dutametro.com – Desa Talangsuko kembali menorehkan catatan budaya yang luar biasa dalam kalender tradisi tahunan. Rangkaian acara Bersih Desa yang digelar hari ini tidak sekadar menjadi seremoni adat, namun menjelma menjadi panggung kolosal yang memadukan kekayaan tradisi, semangat gotong royong, dan kreativitas warga desa.
Sejak pagi hari rangkaian acara telah di mulai dengan pembacaan Khodmil Qur’an, kemudian pada siang harinya rangkaian Puncak kemeriahan dilakukan Kirab Budaya yang menyusuri sepanjang jalan desa.
Tampak di barisan terdepan, Kepala Desa Talangsuko, Burhanudin, didampingi sang istri, tampil anggun dalam balutan kostum pengantin adat Jawa, menjadi simbol pemimpin yang menyatu dengan rakyat dan akar budayanya.
Di belakangnya, perangkat desa turut berjalan rapi mengenakan pakaian adat, menambah kekhidmatan suasana.
Kemeriahan berlanjut dengan Kirab Merah Putih oleh para pemuda desa, memamerkan semangat nasionalisme dalam balutan kostum-kostum karakter kekinian yang diiringi alunan sound system karnaval yang menggetarkan bumi Talangsuko.
Tak ketinggalan, para remaja putri ikut memeriahkan kirab, tampil menawan dan penuh semangat, membawa warna ceria dalam perjalanan budaya ini.
Tiba di titik akhir kirab, lapangan Desa Talangsuko berubah menjadi arena pesta rakyat. Rombongan ibu-ibu PKK mengguncang suasana dengan atraksi joget horeg yang enerjik dan menggembirakan.
Sorak sorai penonton menggema saat Sakera Ijo tokoh ikonik dari budaya lokal muncul dengan atraksi khas dan kostumnya yang mencolok, menyempurnakan kemeriahan hari itu.
Namun, tradisi Bersih Desa Talangsuko bukan sekadar pesta visual. Sejak beberapa hari sebelumnya, telah dilangsungkan berbagai kegiatan sakral dan penuh makna. Kepala Desa Burhanudin menjelaskan:
“Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan Sholawat Burdah oleh kelompok tani di tengah sawah, sebagai bentuk puji syukur atas panen yang melimpah. Kemudian dilanjutkan dengan ziarah dan kirim doa ke makam para leluhur desa, diikuti oleh seluruh lembaga desa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Hari ini, kita menggelar arak-arakan tumpeng sedekah bumi, sebagai simbol persembahan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas limpahan rezeki dan keberkahan desa.” terangnya, pada kamis siang, (24/7/2025)
Sebagai penutup, malam harinya digelar pagelaran wayang kulit dengan dalang kenamaan Ki Martak Harsono dari Sumber Bojong. Membawakan lakon “Semar Bangun Deso”, cerita ini menjadi refleksi mendalam tentang kepemimpinan, kebijaksanaan, dan perjuangan membangun desa dari hati nurani.
Dalam wawancaranya, Burhanudin menyampaikan harapannya dengan penuh ketulusan:
“Dengan tradisi sedekah bumi ini, kami bersyukur atas rezeki dan keselamatan yang telah Allah limpahkan. Semoga Desa Talangsuko selalu terhindar dari mara bahaya, menjadi desa yang Tentrem, Sentosa, Gemah Ripah Loh Jinawi, dan warganya makmur sehat sejahtera. Amin.” tuturnya
Desa Talangsuko hari ini tidak hanya merayakan adat, tetapi juga merayakan kebersamaan, keberagaman, dan cinta pada budaya. Dalam setiap langkah kirab dan detak irama gending, semangat gotong royong dan rasa syukur terpancar kuat menjadikan desa ini sebagai oase budaya di tengah perubahan zaman.
(sG)