Sawahlunto, dutametro.com – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) kota Sawahlunto menggelar bedah buku koleksi Perpustakaan Umum Sawahlunto. Kali ini mengangkat buku sejarah Silungkang yang ditulis oleh Nawir Said berjudul Perlawanan Rakyat Silungkang Terhadap Kolonial Belanda 1927 di Sumatera Barat, Selasa (07/10/2025) di Perpustakaan Muhammad Yamin Talawi. Sebagai pemateri Prof. Yenny Narny dan Ir. Yusri Munir ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Silungkang.
Prof. Yenny menyebut Perlawanan rakyat Silungkang tahun 1927 menunjukkan bahwa rakyat kecil memiliki kekuatan. “Perlawanan rakyat Silungkang 1927 bukanlah pergerakan Partai Komunis tapi pergolakan masyarakat budaya menyikapi tekanan ekonomi dan sosial akibat kebijakan Pemerintah Kolonial. Meski dimasa itu ada keterkaitan antara tokoh masyarakat Silungkang dengan Partai Komunis dalam semangat perjuangan untuk merdeka,” sebut Profesor Yenny Narny.
Akan tetapi kata Profesor Yenny, buku ini masih memiliki kekurangan referensi terkait Kolonial dan lainnya, akan tetapi sebagai salah seorang yang bukan ahli sejarah, buku ini sangat baik dikemas oleh penulisnya.
“Secara tahun pembuatan buku, kita menyadari bahwa penulis kekurangan referensi, tidak seperti saat sekarang ini yang dengan mudah mendapatkan sumber primer dan sekunder,” kata dia.
Sementara pemateri Ir Yusri juga mengungkap bahwa perlawanan itu terjadi karena himpitan ekonomi dan ingin bebas dari kolonial Belanda, bukan perlawan komunis.
“Perlawanan ini meningkatkan emosional masyarakat untuk kuat. Perlawanan itu bisa dilakukan dari rakyat kecil, dan ini diakui sebagai gerakan perintis kemerdekaan,” ungkap dia.
Sebelumnya, kepala bidang penyelenggara Perpustakaan DPK Sawahlunto Nova Zahara menyebut kegiatan ini diikuti oleh tokoh-tokoh masyarakat nagari Silungkang, para jurnalis, guru dan murid-murid SLTA utusan se-Kota Sawahlunto.
“Kegiatan ini merupakan program DAK non fisik dalam rangka peningkatan literasi.
Mengenalkan kepada generasi muda akan sejarah yang ada khususnya di Silungkang,” kata dia.(riky)