Batam, Dutametro.com – Ada bau busuk yang semakin menusuk dari Kota Batam. Di tengah geliat industri dan wajah modernisasi kota, berdiri satu nama yang kini menjadi simbol kebobrokan moral dan hukum: Morena Pub & KTV.
Tempat hiburan malam ini bukan sekadar ruang musik dan karaoke biasa. Di balik gemerlap lampu neon, terselip praktik-praktik biadab, memalukan, dan melukai nurani masyarakat. Yang lebih mencengangkan, bisnis haram ini berjalan terlalu mulus, seolah sudah mendapat jalan tol dari kekuasaan.
Morena Pub & KTV: Tempat Hiburan atau Sarang Mafia?
Sumber internal dunia malam Batam menyebut bahwa Morena Pub & KTV bukan hanya tempat karaoke biasa. Ada praktik-praktik tersembunyi yang jelas melanggar hukum dan merusak moral. Lebih parah, praktik itu tidak pernah benar-benar disentuh hukum.
Pertanyaan pun mencuat: siapa yang sebenarnya melindungi Morena Pub & KTV?
Dugaan publik semakin kuat mengarah pada mafia 303—jaringan gelap bisnis haram yang kerap disebut punya tentakel kuat hingga ke aparat dan pejabat daerah.
Aparat Penegak Hukum: Buta, Bisu, atau Ikut Bermain?
Di sinilah titik paling memalukan. Aparat penegak hukum yang seharusnya menjadi benteng moral dan hukum justru dipertanyakan.
Bagaimana mungkin praktik busuk sebesar Morena Pub & KTV bisa berjalan tanpa hambatan sama sekali? Apakah aparat benar-benar tidak tahu? Mustahil. Batam bukan kota kecil, tetapi pengawasan hukum tidak mungkin tidak menangkap sinyal.
Maka muncul satu dugaan paling pahit: aparat pura-pura tidak tahu. Lebih jauh lagi, ada kecurigaan bahwa sebagian aparat justru ikut menikmati hasil dari uang haram yang mengalir deras dari Morena Pub & KTV.
Jika benar demikian, ini bukan sekadar pembiaran. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap hukum, sumpah jabatan, dan rakyat.
Pemerintah Daerah Batam: Diam Seribu Bahasa
Tak kalah tajam, sorotan juga diarahkan pada pemerintah daerah. Hingga kini, tidak ada langkah nyata, tidak ada tindakan tegas. Morena Pub & KTV tetap melenggang tanpa hambatan.
Diamnya pemerintah daerah justru menjadi sinyal kuat adanya pembiaran terstruktur. Padahal, mereka memiliki kewenangan administratif untuk menutup atau menindak tempat hiburan yang melanggar aturan.
Namun faktanya, pemerintah daerah seolah memilih menutup mata dan telinga, membiarkan masyarakat menanggung dampak buruk dari praktik kotor ini.
Batam Dibelenggu Mafia 303
Kasus Morena Pub & KTV semakin memperkuat dugaan publik bahwa Batam bukan sekadar kota industri, melainkan juga markas mafia hiburan malam. Mafia 303 disebut begitu berkuasa hingga aparat dan pejabat lebih memilih diam, bahkan diduga ikut melindungi.
Mafia 303 ini ibarat kanker yang sudah menggerogoti tubuh Batam. Ia merusak sendi hukum, melemahkan moral, dan mempermalukan kota ini di mata publik nasional.
Morena, Cermin Bobroknya Hukum di Batam
Morena Pub & KTV kini bukan sekadar tempat hiburan, melainkan simbol bobroknya penegakan hukum di Batam.
Aparat yang seharusnya memberantas, justru diduga ikut bermain.
Pemerintah daerah yang seharusnya melindungi masyarakat, justru memilih bungkam.
Mafia 303 melenggang bebas, seakan kebal dari jerat hukum.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, Batam akan tercatat bukan hanya sebagai kota industri, tetapi juga sebagai kota yang dihantui praktik busuk, dilindungi aparat, dan dipermalukan oleh pejabatnya sendiri.
Fransisco chrons