spot_img

“Ngopi Bareng Ina Ammania: Integritas dan Pelayanan Sepenuh Hati Jadi Ruh Pendidikan Islam di Situbondo”

Situbondo, dutametro.com – Suasana hangat dan penuh semangat intelektual menyelimuti ruang pertemuan Hotel Utama Raya Beach Situbondo, Senin (27/10/2025). Acara bertajuk NGOPI (Ngobrol Pendidikan Agama Islam) menghadirkan Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Ina Ammania, sebagai tokoh utama yang memantik diskusi bernas tentang masa depan pendidikan Islam di Indonesia.

Acara yang mengangkat tema “Bekerja dengan Integritas, Melayani Sepenuh Hati” ini dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari kepala madrasah, guru Madrasah Ibtidaiyah (MI), serta akademisi dan praktisi pendidikan dari berbagai penjuru Kabupaten Situbondo.

Dalam sambutannya, Ina Ammania menegaskan bahwa pendidikan agama Islam harus menjadi fondasi kuat dalam membentuk karakter bangsa yang berintegritas, jujur, dan berorientasi pada pelayanan publik. “Kita tidak hanya mengajar ilmu agama, tetapi juga menanamkan nilai moral dan etika yang akan membentuk generasi berakhlak mulia,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah peserta.

Politisi muda dari PDI Perjuangan itu juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam memperkuat mutu pendidikan Islam di era modern. Ia menilai, tantangan digitalisasi dan perubahan sosial harus dijawab dengan inovasi berbasis nilai spiritual.

“Digitalisasi bukan ancaman, tapi peluang untuk memperluas dakwah dan memperkuat pembelajaran agama. Namun, guru harus punya integritas dan kesungguhan dalam membimbing murid agar tidak kehilangan arah nilai,” tambah Ina dengan nada tegas namun penuh inspirasi.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember, Dr. H. Abd. Mu’is, S.Ag., M.Si., yang memberikan pandangan akademis mengenai pentingnya sinergi antara perguruan tinggi keagamaan dan madrasah.

Menurut Dr. Mu’is, pendidikan agama Islam di madrasah tidak boleh hanya berhenti pada aspek kognitif. “Harus ada keseimbangan antara ilmu, amal, dan akhlak. Guru adalah figur teladan, bukan sekadar pengajar,” tuturnya.

Ia juga mengapresiasi kegiatan NGOPI ini sebagai wadah penting untuk mempertemukan pemangku kebijakan dan pelaku pendidikan di akar rumput. “Forum seperti ini harus terus dilaksanakan agar kebijakan yang diambil pemerintah benar-benar berpihak kepada guru dan siswa,” ujarnya.

Sementara itu, M. Alief Hidayatullah, M.E., Sekretaris Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, yang hadir sebagai narasumber, menekankan pentingnya menjaga integritas dalam dunia pendidikan pesantren dan madrasah.

“Integritas adalah kunci keberkahan ilmu. Guru yang berintegritas tidak hanya mendidik dengan lisan, tapi dengan teladan hidupnya. Melayani sepenuh hati berarti bekerja dengan niat lillahi ta’ala,” ungkapnya dalam sesi diskusi.

Ratusan kepala madrasah dan guru MI yang hadir tampak antusias mengikuti jalannya acara. Mereka tidak hanya menyimak materi, tetapi juga aktif berdialog dan mengajukan pertanyaan terkait kebijakan pendidikan Islam, kesejahteraan guru, serta peningkatan kompetensi tenaga pendidik.

Salah satu peserta, Moh. Ilyas, guru MI Miftahul Ulum di Kecamatan Kapongan, mengaku sangat terinspirasi dengan kegiatan ini. “Biasanya kami sibuk di madrasah. Lewat forum ini kami merasa diperhatikan, bisa menyampaikan aspirasi langsung kepada wakil rakyat,” ujarnya dengan wajah sumringah.

Acara NGOPI juga diisi dengan sesi tanya jawab interaktif yang membahas isu-isu aktual seperti transformasi kurikulum PAI, peran teknologi dalam pendidikan madrasah, dan pentingnya revitalisasi nilai-nilai moderasi beragama di kalangan pendidik.

Ina Ammania dalam sesi penutup menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan peningkatan kesejahteraan guru madrasah dan memperkuat program pendidikan berbasis nilai kebangsaan. “Negara hadir untuk guru. Kita akan kawal agar kebijakan pendidikan Islam berjalan dengan keberpihakan yang nyata,” tegasnya.

Ia juga mengajak seluruh tenaga pendidik untuk menjadikan profesi guru sebagai ladang pengabdian. “Jangan lelah mendidik, karena setiap peluh guru adalah cahaya bagi masa depan bangsa,” ucap Ina dengan nada penuh empati.

Dr. Mu’is menambahkan bahwa semangat bekerja dengan integritas harus menjadi budaya di lembaga pendidikan. “Integritas bukan sekadar kata, tapi tindakan nyata yang mempengaruhi seluruh ekosistem pendidikan,” katanya.

Di akhir acara, seluruh peserta bersama-sama membacakan deklarasi komitmen untuk memperkuat pendidikan Islam yang berintegritas, inklusif, dan berorientasi pada pelayanan umat. Momen tersebut menjadi simbol kebersamaan antara akademisi, praktisi, dan legislator dalam satu semangat perubahan.

Kegiatan NGOPI ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh perwakilan kepala madrasah. Suasana khidmat menyelimuti ruangan, menandai tekad bersama untuk melanjutkan perjuangan mencerdaskan generasi bangsa dengan hati yang bersih dan dedikasi yang tinggi.

Dengan penuh optimisme, acara NGOPI bersama Ina Ammania itu meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga menjadi gerakan moral untuk meneguhkan kembali nilai integritas dan pengabdian dalam pendidikan Islam.

Bagi masyarakat pendidikan Situbondo, NGOPI kali ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momentum kebangkitan untuk terus berjuang menghadirkan pendidikan Islam yang berkualitas, berkarakter, dan berkeadilan bagi seluruh anak bangsa.

(Ags)

Must Read

Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
iklan

Related News