Pasaman, Dutametro – Bupati Pasaman H. Benny Utama sedikit meradang pada rapat evaluasi program dan kegiatan tahun 2022 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pasaman, Selasa pagi (7/6) di hall Lt.III kantor bupati jalan Sudirman 40 Lubuksikaping.
Serapan anggaran yang rendah, tertunda-tundanya realisasi kegiatan physik dan target PAD yang masih diangka 26 persen, menjadi penyebab kemarahan bupati.
“Saya minta progres kegiatan physik dievaluasi per-tiga hari. Tidak ada waktu lagi. Juni ini sudah akhir semester satu. Mulai hari ini, masing-masing OPD melaporkan seluruh tahapan progres per-minggu kepada bupati,” tegas bupati.
Diingatkan Bupati Benny Utama, bahwa ekonomi masyarakat Pasaman dominan bergantung pada realisasi APBD. Lambatnya pergerakan APBD, akan berdampak langsung pada rendahnya putaran ekonomi di masyarakat.
“Dari awal menjabat tahun 2021 lalu Saya sudah ingatkan, agar seluruh anggaran perencanaan ditampung dalam anggaran perubahan tahun sebelumnya. Jadi, begitu masuk awal tahun berjalan, seluruh program sudah bisa dimulai dan putaran uang di masyarakat, bisa terserap cepat dan maksimal,” ingat bupati.
Soal tertundanya proses lelang (tender), disampaikan bupati, agar panitia di Pokja dan kepala OPD bisa menghitung waktu, dengan asumsi, tender awal gagal, sehingga masih ada sisa waktu untuk pelaksanaan tender ulang.
“Dari awal saya sudah ingatkan, agar proses lelang dan tender dilaksanakan pada bulan-bulan di awal tahun, sehingga masih ada sisa waktu untuk proses lelang kedua. Nah, jika tender awal gagal, sementara sekarang sudah masuk semester dua, apakah masih cukup waktu untuk proses tender ulang, dan apakah cukup waktu bagi rekanan untuk menyelesaikan pekerjaannya,” tanya bupati pula.
“Untuk saudara-saudara ingat, Anda bertanggung jawab kepada Bupati, dan Saya bertanggung jawab kepada Rakyat dan Tuhan. Untuk segala kesalahan dan kelalaian, maka jabatan Saudara-saudara konsekwensinya,” tekan bupati lagi.
Dikatakan, kepala OPD jangan lagi memperdebatkan hal-hal yang tidak perlu. Tunaikan saja tugas dengan baik, atasi kendala yang mungkin timbul. Jangan sampai hal-hal non teknis jadi penghambat. Dan seharusnyalah, untuk hal teknis para kepala OPD yang lebih tahu dari bupati, bukan malah sebaliknya.
Tentang proyek-proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), diinstruksikan bupati untuk lebih dipercepat lagi, karena ada tenggat waktu yang harus diperhitungkan.
“Ada batasan waktu untuk proyek DAK. Jika terlambat, maka tidak bisa direalisasikan. Saya tidak ingin ada proyek DAK yang gagal lantaran ketidak-mampuan OPD, karena yang rugi itu adalah masyarakat Pasaman,” ingatnya.
Turut disampaikan, seluruh kegiatan yang bersumber dari DAU dan DAK, baik physik dan non physik, untuk segera dilakukan percepatan, dibawah koordinator asisten ekonomi dan pembangunan.
“Untuk diketahui, jika APBD berjalan dari awal tahun, anggaran bisa cepat terserap, aktifitas masyarakat berjalan, dan uang akan beredar ditengah-tengah masyarakat. Ini kan tidak, lah ado pitih, mambalanjoan sajo ndak bisa,”” ujar bupati menyampaikan pameo yang mulai beredar di masyarakat.
Evaluasi memyeluruh terhadap program kegiatan di lingkungan OPD Pasaman, dibahas dalam rapat yang dihadiri bupati, sekda, kepala OPD, kabag serta camat, termasuk program pasca bencana dan penanganan lanjutan dampak gempa bumi Malampah.
Khusus dua unit jembatan yang ambruk akibat banjir tahun lalu, yang sudah diusulkan dan diverifikasi lapangan oleh BNPB Pusat, diharapkan bupati untuk dilakukan koordinasi lanjutan dengan pihak BNPB.
“Ini sudah terlalu lama. Kepala BPBD tolong pastikan ke BNPB, apakah jadi dianggarakan tahun ini, atau tidak. Kasihan masyarakat sudah terlalu lama menunggu. Jika tidak ada kepastian, sebaiknya kita tangani saja dengan DAU APBD Pasaman, tahun 2022 ini,” ujar Bupati Pasaman Benny Utama. Mc