Sabtu, Juli 27, 2024

6 Orang Tewas Dalam Insiden Bentrokan di Kamp Pengungsi Palestina di Lebanon

More articles

Beirut – Sedikitnya enam orang tewas akibat bentrokan yang pecah di kamp pengungsi Palestina, Ain Al-Helweh yang ada di wilayah Lebanon bagian selatan. Dilaporkan bentrokan itu terjadi antara anggota gerakan sekuler Fatah dan anggota kelompok Islamis yang ada di kamp pengungsi Palestina tersebut.

Sementara dilansir AFP, Senin (31/7/2023) bahwa bentrokan yang terjadi pada Minggu (30/7) waktu setempat itu dilaporkan oleh gerakan Fatah yang menaungi Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan seorang sumber di kamp pengungsi tersebut.

Kemudian Fatah mengatakan bahwa seorang pemimpin militer Fatah dan empat rekannya ikut tewas dalam bentrokan itu.

Menurut salah seorang sumber Palestina yang ada di dalam kamp pengungsi itu melaporkan bahwa seorang ‘Islamis dari kelompok al-Shabab al-Muslim’ juga tewas dalam bentrokan itu, sedangkan enam orang lainnya dari kelompok Islamis itu, termasuk pemimpinnya mengalami luka-luka.

Penyebab bentrokan mematikan itu belum diketahui secara jelas

Menurut Laporan kantor berita resmi Lebanon, NNA, menyebutkan bahwa ‘jumlah korban tewas sementara’ mencapai enam orang dan lebih dari 30 orang lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan di Ain al-Helweh yang merupakan kamp terbesar dari total 12 kamp pengungsi Palestina yang ada di wilayah Lebanon.

Selanjutnya NNA juga melaporkan bahwa sebuah sejumlah peluru nyasar memicu kerusakan pada beberapa rumah yang ada di area kamp pengungsi tersebut.

Selain itu Fatah dalam pernyataannya juga mengkonfirmasi tewasnya komandan sayap militer mereka, Ashraf al-Armouchi dan empat rekannya selama ‘operasi keji’ itu.

Adapun pernyataan Fatah itu juga mengecam ‘kejahatan keji dan pengecut’ yang bertujuan merusak ‘keamanan dan stabilitas’ di kamp-kamp pengungsi Palestina yang ada di Lebanon.

Sementara militer Lebanon dalam pernyataan terpisah via X atau Twitter menyebut seorang tentaranya mengalami luka-luka dalam bentrokan itu akibat terkena serpihan peluru dari ‘mortir yang jatuh di salah satu pos militer’. kemudian dilaporkan juga kondisi sang tentara itu stabil di rumah sakit setempat.

Dalam pernyataannya Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati menyebut waktu terjadinya bentrokan itu ‘mencurigakan dalam konteksi regional dan internasional saat ini’. Mikati mengkritik ‘upaya berulang kali untuk menggunakan Lebanon’ sebagai medan pertempuran untuk menyelesaikan perselisihan orang luar ‘dengan mengorbankan Lebanon dan warga Lebanon’.

Mikati menyebutkan, “Kami menyerukan kepemimpinan Palestina untuk bekerjasama dengan militer dalam mengendalikan situasi keamanan dan menyerahkan kepada pihak berwenang Lebanon pihak-pihak yang memicu bahaya” cetus Mikati.

Sementara secara terpisah kepresidenan Palestina mengecam ‘pembantaian keji dan pembunuhan teroris’ terhadap anggota-anggota Fatah.

Bahkan kepresidenan Palestina dalam pernyataannya mengatakan, “Ini melanggar semua garis merah dan merusak keamanan di Lebanon” tegasnya.

Sebelumnya diketahui bentrokan antara kelompok-kelompok yang bermusuhan tergolong hal biasa yang terjadi di Ain al-Helweh, yang menampung lebih dari 54.000 pengungsi Palestina yang terdaftar dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan konvensi lama, tentara-tentara Lebanon tidak bisa memasuki area kamp pengungsi Palestina di wilayahnya yang membuat para fraksi di dalamnya menangani situasi keamanan sendiri.(H.A)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest