Padang, dutametro.com – Himpunan Mahasiswa Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Negeri Padang (UNP) kembali menciptakan momentum besar dengan menyelenggarakan Seminar Mahasiswa Tingkat Nasional yang bertema “Menjadi Mahasiswa Berprestasi, Kreatif, dan Inovatif”. Acara yang digelar pada Sabtu, 5 Oktober 2024, di Auditorium Fakultas Bahasa dan Seni UNP, mengumpulkan ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Indonesia.
Seminar ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni UNP, Dr. Havid Ardi, S.Pd, M.Hum, yang menekankan betapa pentingnya peran mahasiswa tidak hanya di dunia akademis, tetapi juga di dalam organisasi. Dalam sambutannya, Dr. Havid menyampaikan bahwa keterlibatan dalam organisasi memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa, tidak hanya dalam membentuk mentalitas yang tangguh, tetapi juga dalam meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum.
“Menjadi mahasiswa berprestasi, kreatif, dan inovatif itu tidak melulu soal nilai di kelas. Pengalaman organisasi membuka banyak pintu peluang, memperkuat soft skills, dan membangun kepercayaan diri. Jangan lewatkan kesempatan ini selama kalian di bangku perkuliahan,” tutur Dr. Havid dengan penuh semangat.
Rivaldi Makriwal, dosen muda dan aktivis organisasi dari Universitas Negeri Padang (UNP), membuka sesi pertama dengan materi bertajuk “Mahasiswa dan Organisasi”. Rivaldi menekankan bahwa pengalaman berorganisasi menjadi faktor kunci dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Menurutnya, organisasi bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi sebuah wadah untuk mengembangkan soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, dan manajemen waktu yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.
“Organisasi adalah cerminan dunia nyata. Di sana kalian belajar memimpin, bekerja dalam tim, dan menghadapi konflik yang pasti terjadi di dunia profesional nanti. Jadi jangan takut untuk aktif berorganisasi,” pesan Rivaldi kepada peserta seminar.
Materi kedua disampaikan oleh Lukman, mahasiswa berprestasi sekaligus penerima beasiswa unggulan dari Universitas Sebelas Maret (UNS). Lukman berbicara mengenai “Beasiswa sebagai Katalis untuk Pengembangan Diri, Karier Mahasiswa, dan Mencapai Prestasi”. Dengan pengalamannya meraih berbagai beasiswa, Lukman berbagi tips bagaimana cara mendapatkan beasiswa yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengembangkan diri.
“Beasiswa bukan sekadar uang. Ini adalah pengakuan terhadap kemampuan kalian, yang membuka pintu-pintu baru dalam hidup, baik di dunia akademik maupun di luar kampus. Mulai sekarang, manfaatkan berbagai peluang beasiswa sebagai batu loncatan untuk karier dan prestasi di masa depan,” ungkap Lukman penuh inspirasi.
Lukman juga membahas cara memanfaatkan beasiswa dengan bijak, termasuk mengatur waktu antara kegiatan akademis, organisasi, dan proyek-proyek pribadi yang bisa meningkatkan portofolio diri.
Rezza Fiqrathul Putra dari Universitas Andalas (UNAND) melanjutkan sesi dengan topik yang sangat relevan bagi mahasiswa, yakni “Strategi Menjadi Mahasiswa yang Kaya Karya Ilmiah”. Rezza memaparkan betapa pentingnya menulis karya ilmiah dan bagaimana publikasi ilmiah bisa menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan akademik mahasiswa.
“Karya ilmiah bukan hanya untuk lulus ujian atau tugas akhir. Ini adalah jejak akademis yang akan terus diingat dan menjadi bagian dari kontribusi kita pada ilmu pengetahuan. Jangan takut untuk mulai menulis dan mempublikasikan karya kalian, karena ini bisa menjadi langkah awal untuk karier yang lebih besar,” tegas Rezza.
Ia juga memberikan tips praktis tentang cara memulai penulisan ilmiah, memilih topik yang relevan, dan menemukan jurnal yang sesuai untuk publikasi. Menurut Rezza, keberanian untuk mengirimkan karya ilmiah adalah kunci utama untuk menciptakan perubahan di lingkungan akademik.
Sesi terakhir dalam seminar ini dibawakan oleh Santiadi Salsabila dari Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang mengajak peserta seminar untuk mengembangkan jiwa entrepreneur. Dalam materi berjudul “Mahasiswa yang Berjiwa Entrepreneur”, Santiadi menjelaskan betapa pentingnya memulai langkah-langkah kreatif dan inovatif dalam dunia bisnis, bahkan sebelum lulus kuliah.
“Jangan tunggu lulus baru memulai bisnis. Di masa kuliah inilah waktu yang tepat untuk bereksperimen, mencoba ide-ide baru, dan menciptakan peluang. Mahasiswa punya energi dan kreativitas yang luar biasa, manfaatkan itu untuk membangun masa depan,” ujarnya.
Santiadi juga memaparkan bagaimana mahasiswa bisa memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk memulai usaha kecil-kecilan yang berpotensi berkembang pesat di kemudian hari.
Seminar yang diikuti dengan antusias ini menjadi ajang diskusi interaktif antara peserta dan para pemateri. Mahasiswa yang hadir dari berbagai universitas tidak hanya mendengarkan, tetapi aktif berpartisipasi dengan mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman. Dengan suasana yang dinamis, seminar ini berhasil menciptakan ruang kolaborasi dan saling berbagi ilmu antar-mahasiswa, menambah nilai lebih pada keseluruhan kegiatan.
Dengan rangkaian materi yang beragam dan kaya akan wawasan, Seminar Mahasiswa Tingkat Nasional ini diharapkan mampu mendorong mahasiswa untuk lebih aktif mengembangkan diri, berprestasi di berbagai bidang, serta menjadi sosok yang kreatif dan inovatif di era kompetisi global. Selain menambah ilmu, seminar ini juga memperkuat jejaring antar-mahasiswa lintas universitas, yang di masa depan akan menjadi kekuatan bersama dalam memajukan bangsa.
Seminar ini meninggalkan pesan kuat: mahasiswa adalah agen perubahan, dan perubahan itu dimulai dari langkah-langkah kecil yang diambil hari ini.
Red