Bengkulu, DM – Jika di bandingkan zaman dulu dan sekarang tentu sangat berbeda. Dulu tidak semua orang mengetahui apa yang sedang dilakukan pemerintah dalam hal pembangunan.
Namun, kini semua orang mulai dari remaja hingga dewasa mulai kritis karena menjadi audien pada kerja-kerja pemerintah yang tersebar di platform media sosial seperti instagram, twitter, tiktok, facebook dan lainnya.
Oleh karena itu, di era sekarang, Kepala Daerah terus berlomba-lomba menebar kebaikan di daerahnya melalui program yang digalakkan. Tak sedikit konten-konten pekerjaan mereka viral dan banyak memotivasi kepala daerah lain.
Jika itu soal kebaikan, masyarakat juga berbondong-bondong mendukung kebijakan yang digalakkan pemerintah tersebut. Bahkan ada yang melayangkan pesan whatsapp langsung kepada kepala daerah bersangkutan sebagai bentuk ucapan terimakasih.
Mengikuti perkembangan zaman ini, Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi (Dewa) meminta seluruh jajaran Pemkot, mulai dari Kepala OPD, Asisten, Staf Ahli, Camat, Lurah dan lainnya melakukan gerakan aktif di media sosial, karena saat ini banyak masyarakat mengadu atau mengeluh di medsos dengan berbagai permasalahannya.
“Saya ingin mengajak kita bersama untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Karena meningkatnya pelayanan kita tentu akan menghadirkan kebahagiaan di tengah Masyarakat,” ujar Dedy.
Ia menegaskan, ke depan dirinya akan aktif bermedia sosial untuk mengakomodir berbagai keluhan masyarakat. Untuk itu, jajaran Pemkot diminta quick respon dan jangan sekali-sekali mengabaikan perintah pimpinan.
Dedy mencontohkan hal yang lagi ramai diperbincangkan, kejadian Gubernur Kaltim mengkritik Gubernur Jawa Barat mengecap Dedy Mulyadi sebagai Gubernur Konten. Yang bikin terkejut, malah Gubernur Kaltim yang terkena hujat, mengingat Gubernur Jabar memberikan aksi nyata dan membantu masyarakat meskipun ia kemas ke dalam medsosnya. Masyarakat tahu mana yang benar bekerja, mana yang tidak.
“Memang sekarang cara berkomunikasi dengan rakyat tidak lagi hanya dengan manual, harus digitalisasi. Contoh satu lagi, Gubernur Helmi Hasan itu ketika beliau live tiktok, seluruh pejabat standby. Jadi kalau ada aduan di kolom komentar seperti ada SMA yang rusak atau butuh bantuan, langsung segera ditindaklanjuti,” jelasnya.
“Untuk di Kota Bengkulu, seluruh OPD, Kepala OPD, jajaran Pemkot wajib punya akun medsos. Jadi kalau kita posting kegiatan biar masyarakat tahu, oh kerjo pak lurah ni, oh kerjo pak camat ni. Maka itu, kedepan saya akan aktif di tiktok, FB, IG. Saya akan tag (menandai) bapak-ibu jika ada keluhan masyarakat. Kalau bapak-ibu tidak merespon berarti tidak menghargai pimpinan,” imbuhnya.
Kata Dedy, misal ada aduan masyarakat soal sampah di Gading Cempaka. Ia akan menge-tag akun medsos Camat, akun Kecamatan dan meminta segera ditindaklanjuti.
“Paling lama satu hari itu ada jawaban dan perkembangan, langsung ada aksi. Ini nanti akan jadi penilaian ke depannya,” tegasnya.
Menyoal kinerja, Dedy tak ingin mendengar berbagai alasan. Ketika ada aduan masyarakat harus segera ditindaklanjuti dan laporkan perkembangan positifnya.
“Saya tak mau mendengar alasan apapun. Mari bantu rakyat, jika bapak ibu tidak mampu mengikuti ritme kerja ini saya tidak memaksa. Laporkan baik-baik jika tidak mampu, jangan bicara di belakang,” pungkasnya. (R)
sumber: mckb