Sawahlunto, dutametro.com – Menyambut Idul Adha setiap daerah memilki keunikan masing-masing. Keunikan ini biasanya dilakukan oleh masyarakat telah turun temurun sehingga apa yang dibuat atau dilakukan hanya ada disaat lebaran Idul Adha. Di Sawahlunto khususnya Kecamatan Talawi punya penganan khas Idul Adha yang akan sangat jarang ditemui dihari – hari lain kecuali lebaran Haji.
‘ Lamang Tungkek’ penganan ini biasa disebut oleh masyarakat. Berbentuk bulat lonjong dengan balutan daun pisang, daun pisang pembungkus lamang ini diikat dengan tali rafia. Lamang diikat pada bagian atas, tengah dan bawah sehingga hampir menyerupai pocong. Ketika bungkus dari daun pisang dibuka, maka akan mendapati isi berwarna coklat kehitaman dengan bentuk bulat lonjong. Rasanya yang manis dan khas menjadi makanan wajib saat Hari Raya Haji.
Biasanya menjelang lebaran haji, harga lamang tungkek cukup mahal. Kebanyakan orang lebih suka membeli karena cara pembuatannya yang cukup lama. Membuat lamang tungkek merupakan tradisi yang sudah mengakar di masyarakat Talawi. Jika bertamu ke rumah-rumah kerabat atau tetangga, bisa dipastikan lamang tungkek tak pernah absen untuk disajikan.
Baru-baru ini lamang tungkek ini dibuat festivalnya dalam iven pekan budaya Talawi Hilie. Hal itu dilakukan oleh Pemerintah Desa Talawi Hilie, agar tradisi ini senantiasa lestari tak lekang dimakan waktu.
Adapun bahan-bahan untuk membuat lamang tungkek, tepung beras, gula aren, santan, adasmanis, spekuk, garam dan daun pandan segar secukupnya. Cara membuat, siapkan daun pisang kira-kira 5 tandan dan tali rafia. Daun pisang didiang sampai layu, selanjutnya gula aren di masak bersamaan dengan daun pandan segar secukupnya dalam kuali besi ukuran menengah. Tunggu hingga gula mencair dan berwarna coklat pekat. Masukkan santan, masak santan hingga mengeluarkan minyak, kemudian masukkan tepung beras yang sebelumnya diberi air gingga mencair rata. Beri adasmanis, spekuk dan garam secukupnya. Aduk adonan hingga berwarna coklat pekat, lalu pipihkan dan digulung ke daun pisang, diikat dengan tali rafia dan dikukus lalu digantung biar lebih kering sehingga bisa bertahan hingga satu bulan.(rki)