Kabupaten Malang, dutametro.com – Mengusung tema, “Menyelamatkan masa depan anak, melalui pendidikan yang merata dan bermutu”. Pembukaan SABER ATS (Sapu Bersih Anak Tidak Sekolah) di Kecamatan Karangploso oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Dr. Drs. Suwadji, S.Ip.,
Dalam sambutannya Suwaji, sapaan akrabnya menyampaikan, “Bahwa permasalahan anak putus sekolah jadi permasalahan kita bersama, karena hak anak untuk memperoleh pendidikan adalah sama dan tidak terkecuali,” ucapnya pada Sabtu pagi, (14/6/2025), di Pendopo Kecamatan Karangploso.
Untuk itu, “Pemerintah Daerah Kabupaten Malang juga mempunyai kewajiban melayani pendidikan, dan di Karangploso ini, sesuai informasi dari Kabid PAUD, masih terdapat 199 ATS (Anak Tidak Sekolah),” imbuhnya.
Perlu diketahui terdapat 3 kriteria ATS (Anak Tidak Sekolah), yakni,
1. Tidak pernah bersekolah: Anak-anak yang belum pernah mengenyam pendidikan formal di sekolah.
2. Putus sekolah: Anak-anak yang pernah bersekolah namun berhenti sebelum menyelesaikan pendidikan dasar atau menengah.
3. Tidak melanjutkan pendidikan: Anak-anak yang telah menyelesaikan satu jenjang pendidikan namun tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
Sehingga, “Pemkab Malang melakukan kegiatan SABER ATS (Sapu Bersih Anak Tidak Sekolah) melalui PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang masih eksis saat ini di Kabupaten Malang sejumlah 46 PKBM, dan di Kecamatan Karangploso terdapat 2 PKBM, yakni, PKBM Merah Putih di Dusun Genengan Desa Girimoyo dan PKBM Swastika Di Desa Tawangargo,” terangnya
Penanganan ATS (Anak Tidak Sekolah) ini memang harus sinergi, sehingga, “Saya ucapkan maturnuwon (terima kasih), karena memberi ruang belajar yang luar biasa bagi ATS (Anak Tidak Sekolah),” katanya
Suwaji bernasehat kepada hadirin, siswa-siswi peserta dari PKBM Merah Putih dan PKBM Swastika. “Anak-anakku, bahwa sekolah di PKBM itu sama dan setara dengan sekolah umum, kendati terdapat latar belakang beberapa kriteria sebagai identifikasi anak tidak sekolah, yakni usia sekolah, tidak terdaftar di sekolah, putus sekolah, kurang mampu, keterbatasan akses, keterlibatan dalam pekerjaan, dan Keterlibatan dalam kegiatan lain, serta psikologis yang butuh pendampingan agar nyaman. Maka dari itu, dengan memahami kriteria-kriteria tersebut, Pemkab Malang dan lembaga pendidikan dapat mengidentifikasi anak-anak yang tidak bersekolah dan menyediakan program-program yang sesuai untuk membantu mereka kembali mengenyam pendidikan. Jadi, anak-anakku jangan putus asa,” ujarnya
karena sebagai contoh, “Ada anak lulusan PKBM di Kecamatan Bantur itu, yang SD nya kejar paket A, SMP nya paket B, dan SMA nya paket C kemudian kuliah dan sekarang jadi Doktor, serta saat ini berprofesi sebagai dosen di UI (Universitas Indonesia). Ini sebagai bukti bahwa yang dibutuhkan lapangan pekerjaan adalah keseriusan untuk kembali belajar atau mengenyam pendidikan dan keterampilan. Sehingga kedepannya PKBM disamping pengetahuan umum, juga keterampilan untuk kewirausahaan untuk ditingkatkan,” imbuhnya bernasehat.
Suwaji, mengutip prinsip kepemimpinan yang berasal dari budaya Jawa, “Bahwa Pemerintah itu, ya nglayani, ngatur, ngayomi, dan ngayemi (melayani, mengatur, melindungi, dan menenangkan) untuk itu, Pemkab Malang membentuk Pokja (Kelompok Kerja) Satgas Saber ATS dan gerakan orang tua asuh Malang Makmur hingga tingkat desa yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan anak tidak sekolah dan anak belum pernah sekolah di Kabupaten Malang. Hal ini juga di dukung dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bupati Malang Nomor: 100.3.3.2/1387/35.07.013/2024 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Anak Tidak Sekolah. Di dalam surat tersebut juga terdapat susunan keanggotaan dari Satgas Saber ATS. Yakni untuk pembina Bupati Malang, penanggung jawab Sekretaris Daerah dan Ketua Pelaksana Kepala Dinas Pendidikan. Selain itu terdapat delapan pimpinan perangkat daerah yang menjadi anggota Satgas Saber ATS. Di antaranya Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepala Badan Pusat Statistik dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang,” jelasnya
Agar progam ini bisa berjalan efektif, “Saya meminta kepada Desa dan keluarga anak tidak sekolah turut serta aktif mendukung pemetaan dalam penanganan anak tidak sekolah, sehingga sinergi dan dukungan semua pihak dapat mensukseskan progam
SABER ATS (Sapu Bersih Anak Tidak Sekolah),” ajaknya.
Pada kesempatan yang lain Camat Karangploso, Niwata Lik Ulama, S. sTP., M.M mengucapkan, “Terima kasih serta apresiasinya kepada PKBM Merah Putih dan PKBM Swastika yang telah memberi ruang bagi anak-anak untuk kembali mengenyam pendidikan. Kedepan, semoga dengan semakin terbangunnya sinergitas semua pihak, di wilayah Kecamatan Karangploso dan Kabupaten Malang, progam SABER ATS (Sapu Bersih Anak Tidak Sekolah) dapat dilaksanakan dengan efektif,” ucapnya.
Selaku Kepala PKBM Merah Putih Karangploso, Candra Dwita ela Pradana, memberikan keterangan, PKBM Merah Putih di Dusun Genengan Desa Girimoyo Kecamatan Karangploso didirikan pada tanggal 1 September 2021 dengan Nomor SK Pendirian 420/385/35.07.23/2021 yang berada dalam naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
“Izin operasional kami sejak tahun 2021, kemudian di tahun 2022 PKBM Merah Putih sudah terakreditasi bagus sekali, dan di tahun 2023 dan 2024 kami menjadi pengelola PKBM terbaik di Kabupaten Malang,” terangnya.
Sebagai pengelola PKBM terbaik di Kabupaten Malang, “Kami selalu mengirimkan peserta didik kami mengikuti berbagai olimpiade nasional, seperti, olimpiade matematika, bahasa inggris, dan saint. Alhamdulillah, kami mendapat medali emas,” jelasnya.
Dengan pendampingan dari kami, “Peserta didik mampu melakukan capaian terbaiknya, salah satunya, peserta didik kami yang bernama Luqlila, telah banyak mengukir prestasi dengan menyumbangkan sertifikat dalam kompetisi bahasa inggris di tingkat nasional hingga asia tenggara. Hingga, saat kelulusannya saat ini, Luqlila mendapatkan beasiswa ke Universitas Roma La Sapienza, yang merupakan universitas terbesar di Eropa tepatnya di Roma Italia,” ungkapnya
Dan untuk yang lainnya, “lulusan kami juga banyak di terima di UM (Universitas Malang), UB (Universitas Brawijaya), dan UMM (Universitas Muhammadiyah Malang),” imbuhnya
Diakuinya juga, PKBM Merah Putih telah banyak mendapat bantuan fasilitas dari pemerintah. Namun, “PKBM Merah Putih juga memiliki rencana jangka panjang untuk mengantarkan peserta didiknya guna mengukir prestasi di luar negeri, yakni, mengikuti olimpiade tingkat dunia. Sehingga, kami berharap mendapat lebih banyak dukungan dari pemerintah, seperti tiket keberangkatan dalam mengikuti olimpiade di Dubai dan Singapura, yang tentu saja butuh biaya yang tidak sedikit,” terangnya.
Peserta didik saat ini sejumlah 712 anak di PKBM Merah Putih Karangploso tidak di pungut biaya, “Karena fasilitas berupa kantor guru, laboratorium Komputer, laboratorium IPA, Aula, mushola, ruang kelas, dan toilet dari Yayasan Merah Putih, serta pengadaan komputer sudah di bantu pemerintah, kemudian gaji tutor tenaga pengajar sejumlah 32 pendamping sudah dari pusat, yakni kementerian juga selanjutnya setelah diluncurkannya Progam SABER ATS beberapa peserta didik juga dapat bantuan dari Pemkab Malang, untuk ATS yang belum pernah sekolah, per anak dapat Rp. 600.000 tiap bulan, kemudian untuk ATS yang melanjutkan per anak dapat Rp. 200.000 tiap bulannya. Dan itu di terima langsung di rekening peserta didik setelah progam SABER ATS berjalan,” tuturnya
Dengan jumlah peserta didik mencapai 712 anak, PKBM Karangploso berkerjasama dengan pondok pesantren, “Kami melakukan kunjungan belajar kepada para santri di Pondok Pesantren, sebagai wujud kewajiban kami,” pungkasnya.
(sG)