Sawahlunto merupakan Kota Arang yang penduduknya terdiri dari berbagai etnis dan berbagai ragam suku dan budaya yang mana saat ini lebih familiar dikenal dengan Kota Tua Situs Warisan Dunia kelima yang ditetapkan UNESCO.
Diskusi Sarasehan Masyarakat Tambang Bicara yang digelar di Museum Goedang Ransoem pada Sabtu 17 Desember 2022 yang dihadiri oleh Perwakilan dari empat pengelola situs warisan dunia versi UNESCO adalah termasuk rangkaian dari Festival antar budaya atau Multikultural berjudul “Dulur Tunggal Sekuto” (saudara satu kota) di Sawahlunto.
Dulur Tunggal Sekuto adalah Acara sejenis festival multikulturalisme yang bermaksud mengangkat potensi keberagaman agar menjadi contoh dan teladan bagi kota kota lain agar menghargai perbedaan.
Diambil dari Konsep Persaudaraan “Dulur Tunggal Sekapal” yang lahir saat para pekerja Tanah Jawa berangkat ke Sawahlunto dalam satu kapal, dalam susah senang bersama yang mengikat mereka dalam sebuah tali persaudaraan.
Jika dulu saudara satu kapal, kini berkembang menjadi saudara satu kota Sawahlunto kita tercinta.
Kota Sawahlunto yang sejak dulu tempat berkumpulnya berbagai etnis yakni suku Jawa, Minang, Tionghoa, Batak, Sunda dan Bugis yang dijadikan sebagai pekerja tambang.
Keberagaman tidak membuat mereka menjadi terpecah belah tapi saling menghargai dan berpartisipasi untuk membuat sebuah kebudayaan yang mengakomodir semuanya.
Seperti teori “Salad Bowl” atau teori gado gado dengan tidak menghilangkan budaya asal, tapi malah sebaliknya berbagai budaya yang ada terakomodir dan masing-masing memberi kontribusi membangun kesatuan budaya Sawahlunto.
Kita lihat sekarang di Sawahlunto kita bisa menemui berbagai tradisi budaya asal seperti Makan Bajamba, Wayang Sawahlunto, Jaran Kepang, Bahasa Tansi hadir memperkaya wajah kebhinekaan.
Keberagaman merupakan anugerah yang patut disyukuri.
Keberagaman dapat memunculkan banyak potensi untuk memajukan sebuah kota, dengan keberagaman Sawahlunto menjadi kaya akan nilai nilai luhur dan budaya.
Melihat keberagaman dan kebhinekaan tersebut mendorong Direktorat Perfilman, Musik dan Media baru, Ditjen Kebudayaan, Kementrian Kebudayaan Riset dan Teknologi menyelenggarakan kegiatan multikultural dengan tema “Dulur Tunggal Sekuto” yang dirangkai dengan beberapa rangkaian kegiatan seperti Sarasehan Warisan Dunia, penampilan Seni dan Musik, Pameran Kuliner, Flashmob serta mendatangkan Musisi dan penyanyi Campur Sari Dory Harsa yang pelaksanaan kegiatannya di Museum Goedang Ransoem dan di Lapangan Segitiga PTBA UPO Sawahlunto.
Kegiatan seni budaya yang ditampilkan berupa Tunjukan Talentamu dibawah pimpinan IPTU Marwan Kapolsek Sawahlunto, Barongsai, Tari Tor Tor, Tari Pecut Jaran Kepang, Tari khas budaya Minang dan seni budaya Jawa lainnya.
Muchtar.WS/An.