spot_img

Total Korban Tewas Akibat Serangan Diduga Jaringan ISIS di Sekolah Uganda Jadi 41 Orang

Mpondwe – Total korban jiwa tewas akibat dibantai dalam serangan yang dilancarkan ‘jaringan teroris’ yang diduga kuat kelompok militan lokal terkait Islamic State (ISIS) di sebuah sekolah menengah di wilayah Uganda bagian barat bertambah jadi 41 orang.

Sementara dilansir AFP, Minggu (18/6/2023) bahwa militer setempat sedang mengejar para penyerang dari Pasukan Demokrat Sekutu (ADF), yang telah menyatakan sumpah setia kepada kelompok teroris ISIS. Sebelumnya ADF juga telah menculik enam orang dalam penggerebekan di sebuah sekolah pada Jumat (16/5) malam sebelum melarikan diri kembali ke Republik Demokratik Kongo.

Bahkan pejabat dan saksi mata mengatakan senjata dan pisau digunakan dalam serangan malam yang mengerikan dan asrama dibakar di Sekolah Menengah Lhubiriha di Mpondwe. Terkait serangan tersebut polisi dan pejabat militer menyalahkan ADF salah satu milisi paling mematikan di perbatasan di timur Kongo yang dilanda perselisihan yang disebut kelompok ISIS sebagai cabang lokalnya.

Sedangkan Sylvester Mapozi, walikota dewan kota Mpondwe-Lhubiriha mengatakan 39 siswa tewas di sekolah tersebut.

Sylvester menyebutkan, “Di dalam komunitas ketika mereka (penyerang) kembali, mereka juga membunuh dua orang perempuan dan laki-laki. Ini membuat jumlahnya menjadi 41,” katanya

Ditambahkannya, “Banyak dari yang tewas terbakar tanpa bisa dikenali, sementara siswa lain masih belum ditemukan,” tambahnya.

Bahkan seorang saksi mata bernama Mumbere Edgar Dido mengatakan para penyerang tiba di asramanya membawa parang dan senjata serta melepaskan tembakan dari luar. Selanjutnya hal tersebut membuat semua orang terjun ke bawah tempat tidur mereka.

“Mereka terus menembak melalui jendela, lalu membakar kamar kami saat kami di dalam, sebelum pergi ke asrama perempuan,” ucapnya.

Respons Sekjen PBB

Terkait serangan tersebut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk keras serangan itu. Dia menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga para korban yang tewas.

Bahkan juru bicara Guterres Farhan Haq dalam sebuah pernyataan mengatakan “Mereka yang bertanggung jawab atas tindakan mengerikan ini harus diadili,” katanya.

Kemudian Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Afrika, Molly Phee juga senada dengan Guterres. Pemerintah Prancis juga mengutuk serangan mematikan itu.

Selanjutnya juru bicara Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda (UPDF) Felix Kulayigye mengatakan enam orang yang diculik itu dibawa ke Taman Nasional Virunga, hamparan luas yang melintasi perbatasan.

Kulayigye mengatakan, “UPDF mulai mengejar para pelaku untuk menyelamatkan para siswa yang diculik,” ujarnya.

Sedangkan di luar sekolah tentara dan polisi bersenjata lengkap berjaga-jaga. Juga ada kerumunan besar berkumpul dan para penyintas yang putus asa dihibur oleh orang-orang terkasih.

Dilaporkan bahwa sejauh ini adalah serangan paling mematikan di Uganda sejak pemboman kembar di Kampala pada 2010 dmana sebanyak 76 orang tewas dalam serangan yang diklaim oleh kelompok Al-Shabaab yang berbasis di Somalia.(H.A)

Must Read

Iklan
iklan

Related News