PADANG PANJANG, dutametro.com – Perhimpunan Homestay Sumatera Barat (PHSB) Kota Padang Panjang mendukung percepatan transformasi digital di sektor pariwisata, khususnya layanan homestay.
Dukungan ini disampaikan Ketua PHSB Padang Panjang, Fahmi Kamal usai mengikuti kegiatan edukasi digitalisasi sistem pembayaran dan perlindungan konsumen yang digelar di Aula Bank Indonesia Padang beberapa waktu lalu.
“Transformasi digital ini sudah jadi kebutuhan. Kalau ingin tetap relevan dan dilirik wisatawan, kita harus ikut berubah. Mulai dari sistem pembayaran, hingga perlindungan konsumen, semua harus berbasis digital,” kata Fahmi kepada Kominfo, Sabtu (24/5/2025).
Fahmi menyebutkan, kegiatan yang diikutinya di Perwakilan BI ini membuka wawasan baru bagi pelaku homestay di Padang Panjang tentang pentingnya digitalisasi layanan.
Dikatakannya, kegiatan ini bertajuk “Edukasi Digitalisasi Sistem Pembayaran dan Perlindungan Konsumen serta Akuisisi Merchant Baru”, hasil kolaborasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah dan PHSB Sumatera Barat.
Acara tersebut, jelasnya, menghadirkan pelaku homestay dari berbagai daerah di Sumatera Barat, seperti Bukittinggi, Tanah Datar, Agam, hingga Padang Panjang.
Datang bersama Sekretaris PHSB Padang Panjang, Muhammad Ilham serta empat anggota lainnya, Fahmi turut mendaftarkan homestay binaannya sebagai merchant baru dalam sistem QRIS.
Antusiasme peserta, ujarnya, terlihat tinggi sepanjang acara, lantaran banyak pelaku homestay yang langsung melakukan pendaftaran dan konsultasi terkait digitalisasi usaha mereka.
Menurutnya, ini menjadi sinyal positif bahwa transformasi digital pariwisata, khususnya di sektor homestay, semakin mendapat tempat di hati para pelaku usaha lokal.
“Padang Panjang punya potensi besar sebagai destinasi wisata. Tapi tanpa digitalisasi, kita bisa tertinggal. Kami siap mengawal proses ini agar homestay-homestay kita bisa bersaing secara sehat dan modern,” sebut Fahmi.
Sementara itu, Plt. Ketua PHSB Sumatera Barat, Desmi Irianti menekankan pentingnya adaptasi teknologi dalam pengelolaan homestay.
“Pelaku homestay harus siap bertransformasi, terutama dalam menghadirkan layanan digital yang aman, praktis, dan terpercaya bagi wisatawan,” ujar Fahmi menirukan penyampaian ketua PHSB Sumbar.
Materi yang diberikan, sebutnya, mencakup pengenalan uang rupiah dan sistem pembayaran digital seperti QRIS dan e-Wallet, perlindungan konsumen dalam transaksi digital, hingga proses pendaftaran merchant baru.
“Homestay yang tergabung dalam PHSB juga diberikan akses langsung untuk bergabung ke dalam ekosistem pembayaran digital melalui kerja sama dengan Bank Nagari,” imbuhnya. (Pulkani/harris)