Dutametro.com – Isra’ Mi’raj adalah sebuah perjalanan yang dilakukan oleh Nabi dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha hanya dalam waktu yang singkat. Peristiwa ini merupakan salah satu keajaiban yang pernah dialami langsung oleh Rasulullah.
Kebanyakan orang tentu berfikir kejadian tersebut tidak masuk di akal pada zamannya. Namun, sekarang ilmuwan sudah menemukan jawaban atas peristiwa Isra’ Mi’raj yang pernah dialami oleh Nabi Muhammad.
Lantas apakah peristiwa Isra’ Mi’raj benar bisa terjadi dan bagaimana penjelasan sains tentang Isra’ Mi’raj? Simak ulasannya sebagai berikut.
Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad
Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dari Masjidil haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem. Kemudian naik ke langit ke tujuh menuju sebuah tempat bernama Sidratul Muntaha.
Sementara dalam bahasa Arab, Isra’ artinya perjalanan di malam hari, sedangkan Mi’raj adalah kenaikan. Adapun Rasulullah melakukan perjalanan itu dengan mengendarai sebuah kendaraan bernama buraq yang sangat cepat.
Sedangkan dalam perjalanan tersebut, mayoritas masyarakat Mekkah tidak percaya dan menganggap bahwa itu hanya bualan Rasulullah semata. Ini dikarenakan pada masa itu, belum ada ilmu pengetahuan yang bisa menjelaskan bagaimana bisa seseorang melakukan perjalanan secepat itu.
Meskipun terdengar sangat mustahil dilakukan, peristiwa Isra’ Mi’raj memiliki penjelasan ilmiah. Albert Einstein, seorang ilmuwan terkemuka dunia pernah menelurkan sebuah teori yang bernama teori relativitas.
Dalam teori relativitas mengatakan bahwa ruang waktu adalah hal yang tidak bisa terpisahkan. Kemudian dalam teori tersebut dikatakan apabila sebuah benda dapat bergerak menyamai kecepatan cahaya maka benda tersebut tidak akan terpengaruh oleh waktu.
Namun apabila sebuah benda dapat melampaui kecepatan cahaya, maka benda tersebut akan kembali ke masa lalu. Sebab, waktu berjalan lebih lambat dibanding dengan benda tersebut. Hal itu disebut sebagai dilatasi waktu.
Sederhananya, apabila ada sebuah kendaraan yang bisa berjalan melebihi kecepatan cahaya, maka waktu yang dirasakan oleh orang di dalam kendaraan tersebut adalah minus. Bahkan, orang tersebut bisa menuju ke masa lampau.
Jawaban Sains terhadap Peristiwa Isra Miraj
Adapun teori dilatasi waktu tersebut membuka kemungkinan bahwa perjalanan ke langit dalam waktu yang singkat itu bukanlah hal yang mustahil.
Sedangkan perjalanan Isra’ Mi’raj Rasulullah bisa saja terjadi dengan ratusan kali lipat melebihi kecepatan cahaya. Oleh karena itu, waktu di bumi dan waktu yang dialami oleh Rasulullah akan jauh berbeda.
Selanjutnya sebuah perjalanan yang lama dan jauh oleh Rasulullah dengan melebihi kecepatan cahaya akan terasa sangat singkat jika dibandingkan dengan waktu yang ada di bumi. Inilah yang disebut sebagai dilatasi waktu.
Kendaraan Buraq
Sementara itu, Rasulullah juga menyebutkan bahwa kendaraan yang digunakan untuk melakukan perjalanan itu pun sangat cepat. Rasulullah bersabda:
Artinya: “Dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda seperti berikut: Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu seekor hewan yang berwarna putih; tubuhnya lebih tinggi dari keledai, tetapi lebih rendah dari begal. Ia meletakkan kedua kaki depannya di ufuk batas jangkauan penglihatannya.
Kemudian Aku menaikinya dan Jibril membawaku berjalan hingga sampailah aku di Baitul Muqaddas. Selanjutnya aku menambatkan hewan itu di lingkaran tempat para nabi biasa menambatkan hewan tunggangannya. Aku memasuki masjid dan melakukan shalat dua rakaat di dalamnya, sesudah itu aku keluar.”
Maka dengan melihat betapa cepatnya buraq yang disebutkan oleh hadits di atas, membuka kemungkinan bahwa kecepatannya bisa jauh lebih cepat dibanding dengan kecepatan cahaya. Wallahu a’lam.(H.A)