Malang, dutametro.com – Semangat kemerdekaan terasa begitu dekat di **Dusun Kepuh Selatan, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang**, Minggu (17/8/2025). Halaman Pos RT 18 RW 06 berubah menjadi lautan merah putih, dipenuhi **wajah ceria anak-anak** yang berlarian mengikuti *Gebyar Lomba 17 Agustus* dalam rangka memperingati **HUT ke-80 Republik Indonesia**.
Riuh rendah sorak-sorai terdengar saling bersahutan, berpadu dengan kibaran bendera merah putih di setiap sudut jalan. Salah satunya datang dari **Ahmad Mahfud Nur Fattih**, bocah 7 tahun siswa kelas 1 SDN 1 Kepuharjo. Dengan polos ia mengaku sangat senang bisa mengikuti lomba bersama teman-temannya.
> *“Aku seneng banget, bisa lomba sama teman-teman. Biasanya main HP, sekarang main bareng rame-rame,”* kata Fattih sambil tertawa.
### Lomba Penuh Edukasi dan Makna
Beragam perlombaan khas Agustusan digelar: estafet bola dengan sendok, sedotan air, pindah karet dengan pipet, lomba pukul gendok, hingga tantangan karet tepung. Tak hanya melatih fokus dan keseimbangan, lomba-lomba ini juga menumbuhkan jiwa sportivitas dan kebersamaan sejak dini.
Bagian paling seru adalah **permainan air**, di mana anak-anak berlarian sembari menyemprotkan air ke teman-teman mereka. Baju basah kuyup tak menjadi hambatan – justru menambah keriangan di bawah terik matahari.
Di sela-sela permainan, kibaran bendera merah putih seolah memberi semangat tersendiri, menegaskan bahwa tawa yang mewarnai lomba sederhana ini adalah bagian dari cara generasi muda merayakan kemerdekaan.
### Tradisi yang Terus Dijaga
Tradisi lomba 17 Agustus di RT 18 bukan sekadar hiburan tahunan, melainkan **warisan kebersamaan** yang sengaja dipertahankan. Lewat lomba ini, anak-anak diperkenalkan pada nilai perjuangan dan arti kemerdekaan dengan cara menyenangkan.
> *“Kenapa lomba kayak gini nggak tiap bulan aja?”* celetuk Fattih, menunjukkan betapa berharganya momen tersebut bagi dunianya.
Panitia dari **Karang Taruna RT 18** memandu acara dengan penuh semangat. Teriakan “**Merdeka!**” menggema tiap awal lomba, memastikan energi kemerdekaan tetap membara di tengah kesederhanaan.
### Menanamkan Nasionalisme Sejak Dini
Di balik canda dan tawa, terkandung pesan mendalam: bahwa kemerdekaan diperjuangkan dengan pengorbanan, dan tugas generasi penerus adalah **menjaga persatuan lewat kebersamaan**.
Bagi Fattih dan kawan-kawan, hari itu menjadi hari istimewa — hari saat mereka menukar gawai dengan permainan tradisional, membasuh wajah dengan air penuh kegembiraan, serta merayakan kemerdekaan dalam balutan sederhana namun sarat makna.
**Gebyar Lomba 17 Agustus di RT 18 Dusun Kepuh Selatan membuktikan, semangat kemerdekaan Indonesia tak pernah pudar — ia tumbuh kembali setiap anak negeri tertawa satu sama lain di bawah kibaran Merah Putih.**
*(sG)*