Kediri ,dutametro.com.-Ketua DPC Gerindra Kota Kediri Katino menyayangkan pernyataan ketua DPD PAN Kota Kediri yang mengungkit-ungkit bantuan anggaran ke organisasi Islam ketika silaturahmi ke Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) setempat beberapa waktu lalu.
Katino yang juga Wakil Ketua Ranting Tanfidziah NU Kelurahan Banjaran, Kota Kediri Katino mengatakan , pernyataan mantan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar tersebut dianggap kurang etis, sebab jika itu disampaikan pada momentum tahun politik seperti saat ini karena bisa memicu pergolakan, utamanya di kalangan warga nahdliyin.
“Ini harus diluruskan supaya warga NU tidak bertanya-tanya, hibah sebesar itu bagi NU sendiri sampai dimana, karena banyak elemen-elemen. Jadi bukan hanya ke NU saja tetapi untuk elemen lain,” kecam Katino.
Mengurusi organisasi keagamaan dengan cara membina dan memberi dana hibah, imbuh Anggota DPRD Kota Kediri dari Partai Gerindra ini adalah kewajiban setiap kepala daerah. Termasuk juga Abdullah Abu Bakar saat dirinya menjabat sebagai walikota.
“Selama ini Pemkot Kediri selain ke NU juga memberi hibah ke Muhammadiyah dan ormas lain. Tetapi statemennya memberi hibah ke NU senilai Rp46 miliar. Uang dari APBD itu tidak perlu diutarakan, karena ini tahun politik akan menjadi polemik,” tegas Katino.
Di ketahui mantan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar sekaligus suami cawali Kediri nomor urut dua, Ferry Silviana Feronica dalam rekaman sambutan yang beredar ke WAG mengungkit bantuan yang pernah dikucurkan oleh Pemerintah Kota Kediri ke PCNU. Dia menyebut telah mengeluarkan anggaran puluhan miliar di eranya untuk NU Kota Kediri.
“Anggaran yang sudah kita keluarkan ya kurang lebih sekitar Rp50 miliar untuk kegiatan kegiatan masjid, musala. Lalu juga guru madrasah, diniyah itu juga kurang lebih sekitar 50-an (miliar) lebih. Jadi ini yang perlu saya sampaikan, karena dulu saya pernah ditanya, jane Pemerintah Kota itu ngetokne anggarane piro to dinggo (PCNU Kota Kediri),” terang pria yang akrab disapa Mas Abu itu dalam sambutannya.
Lanjut sambutan Mas Abu, anggaran untuk madin kurang lebih Rp2,5 miliar dalam satu tahun. Lantas guru TPQ sebesar Rp4,9 miliar dan untuk majelis taklim sebesar Rp504 juta dalam kurun waktu satu tahun.
“Lalu dalam tahun 2018-2024 kami sudah mengucurkan untuk musala, masjid, TPA, TPQ, PCNU itu sebensar Rp46 miliar. Itu besaran anggaran yang kami keluarkan pada waktu itu dan harapan kami ke depan tentu ini harus dirangkai kembali, dirakit kembali supaya ke depan kita bisa saling mengisi kekosongan di Kota Kediri,” beber Mas Abu.
Selain ke organisasi NU, Ketua DPD PAN Kota Kediri ini juga mengungkit kembali tentang jalinan kerjasamanya dengan Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil (Gus Ab). Dia sudah memberikan dukungan dan pendananan untuk agenda wakaf tempat ibadah umat Islam yang dikerjakan oleh Gus Ab.
“Selama kepemimpinan saya, saya bekerjasama dengan NU untuk banyak hal termasuk perbaikan musala dan masjid. Lalu Gus Ab kemarin ada masalah wakaf itu juga diurusi. Karena ada beberapa wakaf yang diakusisi oleh ahli warisnya, akhirnya kita tidak bisa bantu,” ucap Mas Abu.(Ndi)