Kamis, April 25, 2024

Rencana Baru Soal Kapal Selam Nuklir AUKUS, Menuai Kritik 4 Negara

Must read

Jakarta, Dutametro.com – 4 (empat) negara ramai-ramai mengkritik tentang kesepakatan pertahanan trilateral antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS) usai Canberra berencana membeli lima kapal selam nuklir dari Washington.

Seperti diketahui bahwa awal pekan ini, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengumumkan langsung pembelian tersebut. Anthony Albanese juga mengatakan ketiga negara sepakat membuat kapal selam bertenaga nuklir model baru dengan teknologi dari dua negara itu.

Artinya dengan adanya kesepakatan tersebut, Australia bakal mendapat akses langsung ke rahasia nuklir Angkatan Laut AS.

Namun, imbas balik dari pengumuman baru itu memicu berbagai respons hingga kritik dari 4 negara, termasuk Indonesia.

1. China

China mengecam pengumuman terbaru dari Albanese.

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat, menapaki jalan yang salah dan berbahaya.

Disebut oleh Wang bahwa, “Pernyataan bersama dan terbaru dari AS, Inggris, dan Australia, menunjukkan bahwa ketiga negara, demi kepentingan geopolitik mereka sendiri, sepenuhnya mengabaikan keprihatinan komunitas internasional dan berjalan semakin jauh di jalur yang salah dan berbahaya,” ujarnya pada Selasa (14/3), seperti dikutip Reuters.

Wang juga menuduh AUKUS sengaja memicu eskalasi geopolitik di Indo-pasifik dan ingin menghasut perlombaan senjata di kawasan tersebut.

2. Rusia

Sementara itu juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan rencana pembelian dan pengembangan kapal selam bertenaga nuklir itu menimbulkan pertanyaan soal proliferasi nuklir.

Peskov mengatakan, “Ada banyak pertanyaan di sini terkait dengan masalah non-proliferasi. Kami membutuhkan transparansi khusus, dan kami perlu menjawab pertanyaan yang muncul,” ujarnya, Selasa (14/3), seperti dikutip Reuters.

Namun, Peskov tak menguraikan lebih lanjut keprihatinan Rusia soal kapal selam bertenaga nuklir itu.

3. Indonesia

Indonesia turut buka suara terkait rencana baru AUKUS.

Diketahui bahwa Kementerian Luar Negeri Indonesia meminta Australia agar mematuhi kesepakatan non-proliferasi senjata nuklir dan Pengamanan Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA).

Mengutip pernyataan Kemlu RI di Twitter, menyebutkan, “Indonesia meminta Australia tetap konsisten memenuhi kewajibannya sesuai rezim non-proliferasi senjata nuklir dan IAEA Safeguards dan menyepakati mekanisme verifikasi oleh IAEA yang efektif, transparan dan tidak diskriminatif,” Selasa (14/3).

Selanjutnya pernyataan itu menyatakan Indonesia telah mencermati secara seksama kerjasama kemitraan keamanan AUKUS, terutama pengumuman mengenai jalan yang akan ditempuh AUKUS mencapai tingkat kemampuan AUKUS kritikal.

Sedangkan Menurut Indonesia, upaya menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan menjadi tanggung jawab semua negara.

“Penting bagi semua negara untuk menjadi bagian dari upaya tersebut,” lanjut pernyataan itu.

Sejak awal terbentuk, AUKUS menjadi perdebatan karena membawa unsur kapal selam nuklir. Beberapa pihak menilai kesepakatan itu memicu ketegangan regional.
sementara itu para pengamat juga menganggap AS membentuk AUKUS dengan tujuan untuk mengimbangi kekuatan China di kawasan Indo-Pasifik.

4. Malaysia

Sementara itu, Malaysia meminta semua pihak agar menghormati pendirian serta pendekatan Malaysia terhadap kapal selam bertenaga nuklir.

Sementara itu dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Malaysia juga meminta AUKUS mematuhi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982, Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ), dan Deklarasi Asean tentang Zona Damai, Kebebasan, dan Netralitas (Zopfan).

Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Malaysia, menyatakan “Malaysia menggarisbawahi betapa penting mempromosikan transparansi dan membangun kepercayaan dengan semua negara dan menahan diri dari segala provokasi yang berpotensi memicu perlombaan senjata atau mempengaruhi perdamaian di kawasan,” demikian pernyataan resmi itu.(HA)

More articles

IklanIklanIklan HuT RI

Latest article