Sawahlunto, dutametro.com – Menuju ‘Sawahlunto Zero Tawuran dan Balap Liar’, Forkopimda, Pemkot, tokoh masyarakat/adat/agama dan pihak sekolah teken komitmen bersama. Gerakan yang diinisiasi Polres Sawahlunto itu dirangkum dalam rapat koordinasi lintas sektoral di Mapolres setempat, Rabu (22/01/2025).
Kapolres Sawahlunto AKBP. Purwanto Hari Subekti menyebut, gerakan ini adalah realisasi komitmen Polres dalam membersihkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Kasus tawuran dan balap liar terpantau tidak signifikan jika dibandingkan dengan kota-kota besar seperti di Padang, namun kami memantau ada potensi bisa meningkat kalau dibiarkan, maka dengan langkah pencegahan melalui gerakan ini merupakan metode strategis untuk mengantisipasi dan menghentikan kesempatan terjadinya tawuran dan balap liar tersebut,” ungkap dia.
Dia juga menyebut, meski yang melakukan tawuran dan balap liar adalah generasi muda terutama pelajar sekolah menengah, namun dalam langkah pencegahannya semua pihak dan seluruh masyarakat harus ikut terlibat aktif. Untuk itu lanjut dia, Polres Sawahlunto bergerak cepat mengumpulkan berbagai instansi dan tokoh-tokoh masyarakat untuk bersama-sama bergandengan tangan menekan dan menghilangkan potensi tawuran dan balap liar itu.
“langkah yang akan dilaksanakan untuk Sawahlunto Zero Tawuran dan Balap Liar, yakni secara terpadu, mulai dari tindakan preventif, kuratif sampai rehabilitatif,” ujar dia.
Penjabat (Pj) Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan menyebut Pemkot mendukung penuh upaya Polres untuk menekan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat itu melalui sejumlah kebijakan dan program yang relevan.
” Munculnya potensi ancaman tawuran dan balap liar yang meresahkan masyarakat, tentu kita bersama-sama harus turun tangan mencegah dan menindaknya,” kata dia.
Terpisah Wakil Ketua DPRD Kota Sawahlunto Jaswandi menyampaikan apresiasi lembaganya terhadap gerakan yang dilakukan Forkopimda dan Pemkot tersebut. DPRD merespons positif Sawahlunto Zero Tawuran dan Balap Liar yang dinilai merupakan langkah nyata dalam mengimplementasikan upaya pencegahan yang terstruktur dan komprehensif.
“Yang terpentung, kegiatan ini harus ada monitoring dan evaluasinya, sehingga seiring berjalannya waktu ada perbaikan dan peningkatan,” ujar dia.(rki)
