Ratusan Warga Dander Tugurejo Geruduk PG. Pesantren Baru,Menuntut & Menolak Dampak Polusi

More articles

Kediri ,dutametro.com .- Ratusan Warga Dander Tugurejo Geruduk PG. Pesantren Baru,Menuntut & Menolak Dampak Polusi.Ratusan warga terdampak diwilayah Dander Kelurahan Ketami Kecamatan Pesantren Kota Kediri dan Desa Tugurejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri, menggelar aksi demo di depan Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru Kota Kediri, pada Selasa pagi (27/6/2023).

Mereka menolak terhadap polusi udara yang ditimbulkan oleh pihak PG Pesantren Baru Kediri.

Dalam demo itu, selain membawa poster tuntutan dan berorasi, warga juga membawa material sisa limbah yang diduga berasal dari PG Pesantren Baru Kediri.

Sementara itu, korlap kasi Cahyo Handoko mengatakan, warga menuntut zero polusi udara dari aktivitas produksi PG Pesantren Baru Kediri.

“Tuntutan kami zero polusi udara dan dari PG tidak bisa mewujudkan itu,” kata Cahyo Handoko.

Masih kata Cahyo, warga di sekitar PG Pesantren Baru, khususnya yang tinggal di Kelurahan Dander selama ini menerima polusi udara yang berasal dari pabrik.

“Untuk Dander kondisinya sangat memperihatinkan. Setiap hari menerima debu, suara bising dan sisa pembakaran itu dari PG,” ungkapnya.

Usai berorasi, perwakilan warga akhirnya diajak berdialog pihak PG Pesantren Baru Kediri. Pihak pabrik berjanji akan memberikan jawaban atas tuntutan warga, pada 4 Juli 2023 mendatang.

“Terkait tuntutan warga, sudah kita sampaikan ke manajemen, pihak direksi. Nanti tanggal 4 keputusan direksi kami,” ujar Rizal, dari Legal PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).

Dilain pihak Danang (48) warga dusun Loksongo Desa Tugurejo sangat mengeluhkan debu yang selama ini mengganggu pernafasan warga dilingkungannya. ” Selain dimata pedih, akibat debu juga membuat gatal gatal di tubuh mas. Lebih tragis lagi adalah, rumah kami tidak pernah bersih akibat debu pabrik saat produkai gula berjalan,” ucapnya.

Danang juga menambahkan, bahwa diwilayahnya penduduknya cukup padat, sehingga akibat debu pabrik sangatlah mengganggu sekali.

“Akibat lainnya adalah, banyak anak anak di usia dini yang mengalami sakit batuk dan pilek ketika musim giling berjalan,” tukasnya.(Ndi, Nyo)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest